google-site-verification: google6b90b9091f6ff7f2.html d klip: April 2010

Jangan hapus foto kamu sayang 'kan, coba jual aja disini ...!!

Kamis, 29 April 2010

Denmark Bangsa Yang Paling Bahagia



Mereka tentu juga ingin hidup lebih baik, sukses, materi, tapi tidak merasa perlu sampai diperbudak kesuksesan

Berdasarkan penelitian, orang-orang Denmark sangat bahagia karena mereka selalu merasa hidup mereka cukup. Contentment. Mereka tidak sekaya orang Amerika atau Jepang, tidak punya mobil atau rumah super mewah, tapi mereka bersyukur dengan hidup mereka. Mereka kemana-mana juga lebih suka jalan kaki atau naik sepeda, karena lebih menyenangkan, santai, dan udaranya juga segar. Dan mereka tidak usah pusing soal banyak hal, dari mobil yang mesti bagus, pembayarannya, perawatannya, bensinnya, atau macet di jalan. Naik sepeda memang menyenangkan.

Mereka tentu juga ingin hidup lebih baik, sukses, materi, tapi tidak merasa perlu sampai diperbudak kesuksesan. Sukses itu penting, tapi menikmati hidup, keluarga, dan teman adalah nilai hidup yang utama, dan sukses tidak perlu mengganggu hal itu. Pendidikan disana gratis. Begitu juga dengan biaya kesehatan, dan Jaminan penuh untuk Hari tua. 3 hal yang mungkin terpenting dalam hidup, dan mereka menikmatinya dengan gratis berkat pemerintahan yang baik.

Masyarakat Denmark ternyata juga cenderung punya harapan yang rendah. Mereka berusaha, tapi tidak pernah berharap macam-macam. Ini membuat tiap kesuksesan kecil saja sudah membuat mereka begitu bahagia. Dan bila gagal, mereka lebih gampang menerimanya, dan mereka bisa langsung mulai berusaha lagi. Begitu saja.

Dan bangsa-bangsa lain yang "tidak bahagia", termasuk banyak negara terkaya di dunia, adalah yang orang-orangnya cenderung tidak pernah puas. Mereka terdikte keinginan dan ambisi-ambisinya. Amerika contohnya punya american dreams. Masalahnya, dan ironi terbesarnya adalah, kalau anda sampai begitu bernafsunya mengejar kebahagiaan (dan kebahagiaan yang lebih besar), anda justru akan terjebak. Terjebak dalam pertempuran merebut kebahagiaan yang tidak pernah berakhir, dan anda justru tidak akan pernah merasakan kebahagiaan itu. Dan ini terbukti secara saintifik.

"Happiness is as a butterfly which, when pursued, is always beyond our grasp. But which if you will sit down quietly, may alight upon you," Nathaniel Hawthorne

Dan itulah bangsa paling bahagia di dunia. Denmark. Sebuah bangsa dengan masyarakat yang:
1. Bersyukur, bersyukur, bersyukur
2. Punya impian dan keinginan yang realistik
3. Tidak membanding-bandingkan dengan orang lain
4. Jaminan dari pemerintah yang cukup

(dn'2010)


Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Selasa, 20 April 2010

Kartini - Tentang Pendidikan



Kami, sekali-kali tidak hendak menjadikan murid-murid kami sebagai orang-orang setengah Eropah atau orang-orang Jawa kebarat-baratan.



Semua keterangan mengenai Sekolah Rumah Tangga ada pada kami. Dan apa yang dikehendaki Kartinimu, Nyonya tahu! Dia ingin dijadikan cakap akan tugas yang ingin sekali dipikulnya, ialah menjaga jiwa anak-anak tak berdosa, membimbing dan membentuknya.

Saya ingin meraih 2 akta dan kemudian juga akta bahasa, bahasa ibu saya. Kami merencanakan bersama-sama membuka sekolah, kalau dapat sebuah asrama, karena kami ingin murid-murid di bawah bimbingan kami sepenuhnya, kami ingin menjaga mereka, membimbing hati muda mereka dan membentuk watak mereka.

Kami sekali-kali tidak hendak menjadikan murid-murid kami sebagai orang-orang setengah Eropah atau orang-orang Jawa kebarat-baratan. Dengan pendidikan bebas kami bertujuan terutama sekali akan menjadikan orang Jawa sejati, orang Jawa yang dijiwai dengan cita-cita dan semangat untuk tanah air dan bangsanya. Dijiwai dengan mata dan hati terbuka untuk keindahannya dan - kesukarannya! Kepadanya kami ingin memberikan sesuatu yang bagus dari peradaban Eropah, bukan untuk mendesak atau mengganti sifat-sifat sendiri yang bagus, melainkan untuk memuliakannya.

Dengan penyilangan tanman atau binatang dari berbagai macam diperoleh jenis tanaman atau binatang unggul. Tidak akan demikianlah halnya dengan adat-istiadat bangsa-bangsa? Apabila sesuatu yang baik dari bangsa yang satu dicampur dengan sesuatu yang baik dari bangsa yang lain, tidakkah dari campuran itu akan tumbuh adat kebiasaan yang mulia?

Sekarang jawaban 'mengapa harus mutlak Negeri Belanda', pertanyaan yang dulu Nyonya ajukan.

Karena untuk satu diantara dua mata pelajaran yang dipilihnya, Roekmini hanya dapat dididik di negeri Belanda saja.

Dan mengenai saya, alasan yang harus saya ajukan. Di sini pun saya dapat selesai seperti di negeri Belanda. Itu sudah pasti. Tetapi apabila saya dididik di negeri Belanda, tidakkah saya dapat dipersiapkan lebih baik untuk tugas saya sebagai guru dan pendidik? Lapangan pengetahuan saya akan diperluas, jiwa saya diperkaya dan ini semuanya pasti akan mengajar dan memberi sangat banyak kepada saya, yang tidak dapat diberikan dan diajarkan oleh negeri saya sendiri.

Kecuali mata pelajaran pendidikan dasar yang umum dan pekerjaan tangan, saya ingin benar-benar agar di sekolah kami (!!!) diajarkan satu mata pelajaran lagi, yaitu pengetahuan tentang tubuh kita, bentuk dalam dan bentuk luarnya serta tugas yng harus dilakukan tiap bagian jasad manusia untuk mempertahankan hidup dan kesehatan. Tidak akan terjadi banyak kecelakaan atau dapat juga diperkecil jumlahnya sampai batas terendah, jikalau pengetahuan yang berguna itu dimiliki orang banyak!

Sekedar bukti saja dapat disebutkan bahwa baru-baru ini seorang anak perempuan digilas trem. Ia diangkut ke kota untuk mendapat pengobatan dokter. Ia tiba di kota sebagai mayat. Anak yang malang itu mati berdarah, karena baik polisi maupun pegawai trem sama sekali tidak tahu tentang susunan urat maupun balut-membalut.
Pengetahuan ilmu kesehatan, ilmu merawat dan ilmu balut-membalut itu harus merupakan bagian dari pendidikan kita, saya rasa.

Suatu ketika akan terjadi dalam hidup manusia, lebih-lebih perempuan, harus berdiri di depan ranjang sakit orang-orang yang dicintai atau yang belum dikenal. Celaka benar kalau kita tidak dapat berbuat sesuatu. Hal yang tidak dapat dihindari, kalau orang sama sekali tidak mempunyai pengetahuan dalam bidang itu. Kesedihan itu saya rasakan sungguh-sungguh, ketika saya melihat seorang diantara mereka yang saya cintai berbaring dalam keadaan sakit payah.

Pengetahuan ini ingin saya peroleh dan saya ajarkan di sekolah kami. Di negeri Belanda hal itu mudah, di sana semuanya ada.
---
(dn'2010)

dari:
Kartini - Surat-surat kepada Ny.R.M. Abendanon - Mandri dan suaminya
Dokumen 58: Japara, 10-6-1902 (hal 273-274, Djambatan, 1992)



Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Minggu, 18 April 2010

Kartini - Jalan Yang Dirintis



Saya tahu, jalan yang hendak saya tempuh itu sukar, penuh duri, onak, lubang; jalan itu berbatu-batu, berjendal-jendul, licin, ... belum dirintis!

Belum lama berselang ini saya bercakap-cakap dengan Ibunda tentang hal-ihwal perempuan. Ketika itu untuk kesekian kalinya saya nyatakan, bahwa tidak ada suatu apa pun bagi saya yang menimbulkan rasa indah dan menarik hati saya. Tidak ada suatu apa pun yang lebih sungguh-sunguh saya dambakan dan saya inginkan kecuali diperbolehkan berdiri sendiri (bagaimana pikiran saya mengenai perkawinan, bukan rahasia bagi Ibunda. Saya sama sekali tidak menyembunyikan pendapat saya mengenai hal itu).

Kata Ibunda, "Tetapi masih belum ada seseorang pun di antara kita yang berbuat demikian."

"Maka tibalah waktunya, bahwa seseorang suatu ketika akan berbuat begitu."

"Tetapi tahukah kamu, bahwa segala permulaan itu sukar, bahwa setiap orang yang merintis jalan selalu bernasib susah? Bahwa ketiadaan pengakuan, rasa kecewa yang bertubi-tubi, cemooh yang menantimu; apakah kamu tahu semua hal itu?"

"Saya Tahu! Bukan hari ini atau kemarin saja buah pikiran itu timbul pada saya, telah bertahun-tahun hal itu terkandung dalam hati saya."

"Dan apakah kebaikannya bagi dirimu sendiri? Akan puaskah hatimu, akan bahagiakah kamu?"

"Saya tahu, jalan yang hendak saya tempuh itu sukar, penuh duri, onak, lubang; jalan itu berbatu-batu, berjendal-jendul, licin, ... belum dirintis!
Dan walaupun saya tidak beruntung sampai ke ujung jalan itu, walaupun saya sudah patah di tengah jalan; saya akan mati dengan bahaga. Sebab jalan tersebut sudah terbuka dan saya turut membantu meneratas jalan yang menuju ke kebebasan dan kemerdekaan perempuan Bumiputra. Saya sudah akan sangat puas, apabila orang tua anak-anak perempuan lain yang juga hendak berdiri sendiri, tidak akan lagi dapat mengatakan:" Masih belum ada seorang pun di antara kita yang telah berbuat demikian ..."

Aneh, tetapi saya sekali-kali tidak merasa ngeri, takut atau pun gentar. Saya tenang dan benar-benar berani. Hanya hati yang bodoh dan gila ini yng teramat pedih.
...
(dn'2010)

Kartini - Surat surat kepada Ny. R.M.Abendanon - Mandri dan Suaminya
Dokumen 7: Japara, 7-10-1900
hal 35 - 36, Djambatan, 1992



Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Jumat, 16 April 2010

Kartini - Tentang Perempuan



- Jangan bertanya apakah saya mau, bertanyalah kepada saya apakah saya boleh?
Hanya terbuka dua jalan bagi anak perempuan Bumiputra untuk menempuh hidupnya: kawin atau aib! ... "Raden Ayu atau ronggeng" ...

...
Dan pada tahun-tahun kemudian, kalau Ni ingat akan hal ini semua benar-benar ia dapat mengerti mengapa orang laki-laki selalu mementingkan diri sendiri. Bukankah asal mula dan sesungguhnya, diajarkan kepadanya sebagai anak untuk mengutamakan diri pribadi dan ... hal itu terutama diajarkan oleh ibunya.

Sejak masa kanak-kanaknya diajarkan kepadanya, menganggap anak perempuan, orang perempuan, sebagai makhluk yang lebih rendah derajatnya daripadanya. Bukankah Ni sering, sering sekali mendengar ibunya, bibi-bibinya, kenalan-kenalannya perempuan dengan nada mengejek, menghina mengatakan: "anak perempuan, ia cuma anak perempuan!"
Jadi perempuan sendirilah yang mengajar laki-laki memandang rendah terhadap perempuan.

Darah Ni mendidih apabila mendengar orang perempuan berbicara tentang anak perempuan dengan nada mengejek dan menghina. "Orang perempuan itu bukan apa-apa. Orang perempuan itu diciptakan untuk orang laki-laki, untuk kesenangannya. Mereka dapat berbuat sekehendaknya terhadap orang perempuan," terdengar oleh telinga Ni sebagai gelak setan yang mengejek dan menghina. Mata Ni menyala-nyala. Dengan geram dikepalkannya tangannya dan dirapatkanlah bibirnya erat-erat karena marah yang memuncak.

"Tidak, tidak!" ia berteriak dan berseru dalam hatinya yang berdebar-debar: "kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, berilah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu saya! Izinkan saya berbuat dan saya akan menunjukkan, bahwa saya manusia. Manusia, seperti laki-laki."

Dan ia memilin diri dan menggeliat-geliat, menarik, dan menyentak; tetapi rantainya kuat mengikat erat pergelangan tangan dan mata kakinya yang ramping. Ia luka-luka, tetapi tak berhasil mematahkannya.

Ketika kakaknya mendengar tentang keinginannya yang menyala-nyala akan kebebasan, kemandirian, dan kemerdekaan, sambil tertawa ia melontarkan kata-kata ejekan, "jelas kamu dapat berdiri sendiri, kalau kamu berjalan di muka gamelan."

Ungkapan yang kejam ini menyayat hatinya. Dia tidak mempedulikan hinaan yang dilemparkan ke kepalanya. Dia hanya melihat kenyataan kasar yang telanjang, yang tiba-tiba tampak di depan matanya, yaitu hanya terbuka dua jalan bagi anak perempuan Bumiputra untuk menempuh hidupnya: kawin atau aib!

Hatinya mengerut kecil karena penderitaan batin yang dahsyat. Hatinya mengerang, mengaduh, "Raden Ayu atau ronggeng!" Oh Tuhan! Oh Tuhan! Di satu pihak diserahkan kepada kesewenang-wenangan orang laki-laki dan di pihak lain kepada keaiban. Dapatkah ia belajar tawakal? Dalam kepalanya yang muda, ratusan pikiran berputar dan bergulung dalam kegelisahan. Dalam hatinya karena perlawanan terhadap keadaan zaman, jiwanya menjadi matang. Ia tidak akan, tidak mau tunduk; ia harus menempuh jalan baru. Tapi bagaimana, ia belum tahu. Dalam otaknya yang bodoh masih sangat gelap dan kusut, tetapi ia mau, itu pasti.

---
(dn'2010)

Surat Kartini kepada Ny.Abendanon
dokumen 2: Agustus 1900
(buku Kartini - Surat Kepada Ny.R.M.Abendanon-Mandri dan suaminya
Djambatan, 1992, hal 20-21)



Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Kamis, 15 April 2010

Apa yang Ada di Pikiran Pria



Bagian Tubuh Wanita Paling Dilirik Pria
By Pipiet Tri Noorastuti, Lutfi Dwi Puji Astuti - Jumat, 9 April

VIVAnews - Hampir semua pria kompak menjawab payudara, saat ditanya bagian tubuh wanita yang paling indah. Mereka menyadari itu sebagai kelebihan dan daya tarik seorang wanita.

Penelitian di University of Wellington, Selandia Baru, mengungkap, 47 persen responden pria cenderung menatap ke arah dada sebelum melihat wajah seorang wanita. Tatapan ke bagian payudara ini juga relatif lebih lama daripada ke bagian tubuh lainnya.

Penelitian dilakukan dengan memperlihatkan enam gambar wanita kepada para responden pria. Enam gambar itu menampilkan satu wajah wanita yang sama, namun dengan bentuk dan ukuran tubuh berbeda. Peneliti melakukan rekayasa digital pada bagian payudara, dan lekuk pinggul.

Para peneliti meperhatikan bagian tubuh yang menarik perhatian para responden saat pertama melihat gambar tersebut. Mereka juga memperhatikan durasi tatapan. Kesimpulannya, payudara merupakan objek tubuh wanita yang paling lama ditatap pria.

Tak hanya menunjukkan daya tarik wanita, penelitian itu juga menghasilkan sejumlah kesimpulan menarik terkait tubuh wanita di mata pria.

- Ukuran payudara tidak terlalu penting
Pria cenderung menatap tajam ke arah dada atas dasar alasan nilai seni keindahan tubuh wanita. Mereka tak terlalu mempedulikan ukuran.

- Dandanan wajah dan rambut bukan utama
Tidak sampai 20 persen responden yang tatapan pertamanya mengarah ke wajah saat pertama kali bertemu wanita. Tatapan ke arah wajah dilakukan setelah pandangan ke area dada. Payudara lebih memikat daripada wajah. Wow....
(dn'2010)

sumber:
http://id.news.yahoo.com/viva/20100408/tls-bagian-tubuh-wanita-paling-dilirik-p-34dae5e.html

Bagikan


Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Senin, 12 April 2010

Kenapa Jepang Bisa Sukses



Budaya Jepang - Bagaimana mereka bisa sukses
10 Rahasia Sukses Orang Jepang

1. Kerja Keras
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2.450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1.957 jam/tahun), Inggris (1.911 jam/tahun), Jerman (1.870 jam/tahun), dan Perancis (1.680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.


2. Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. Hidup Hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.

4. Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

5. Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

6. Pantang Menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini

7. Budaya Baca
Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.

8. Kerjasama Kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

9. Mandiri
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.

Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.

Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. (dn'2010)

Dari: "ani sekarningsih"
Minggu, 11 April, 2010 01:33
[clubtarot] Budaya Jepang - Bagaimana mereka bisa sukses


Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Setiap Manusia Adalah Berharga



Kesuksesan Seseorang

Setiap insan manusia di dunia ini adalah berharga
Buka matamu...buka hatimu... buka pikiranmu...
cakrawala pandang hidupmu
karena kita tidak bisa menilai suatu buku sebelum selesai membacanya
seorang bijak berkata:
Hal terpenting adalah bukan SIAPA ANDA,
Tetapi APA YANG TELAH ANDA LAKUKAN



Beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Semarang sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta.

Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur.

Si Pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.
"Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta?" tanya si Pemuda.
"Oh... Saya mau ke Jakarta terus "connecting flight" ke Singapore nengokin anak saya yang kedua" jawab ibu itu.
"Wouw..... hebat sekali putra ibu, pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung.
Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.
"Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya Bu? Bagaimana dengan adik-adiknya?"

"Oh ya tentu", si Ibu melanjutkan ceritanya
"Anak saya yang ketiga seorang Dokter di Malang,
yang keempat Kerja di Perkebunan di Lampung,
yang kelima menjadi Arsitek di Jakarta.
yang keenam menjadi Kepala Cabang Bank di Purwokerto.
yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang."
Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh.
"Terus bagaimana dengan anak pertama ibu?"
Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab.

"Anak saya yang pertama menjadi Petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar"
Pemuda itu segera menyahut, "Maaf ya Bu..... kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani?”
Dengan tersenyum ibu itu menjawab,
"Ooo ...tidak tidak begitu nak... Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani"

Today's lesson :
Everybody in the world is a important person!!!
Open your eyes...
your heart...
your mind...
your point of view...
because we can't make summary before read "the book" completely.
The wise person says...
The more important thing is not WHO YOU ARE
But WHAT YOU HAVE BEEN DOING!!


Dari: "asekarningsih2002@yahoo.com"
Minggu, 11 April, 2010 02:43
[clubtarot] Kesuksesan seseorang


Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Sabtu, 10 April 2010

Kenapa Anda Gagal Mendapatkan Uang



Satu-satunya sebab seseorang tidak mempunyai cukup uang adalah karena ia menghambat uang datang kepadanya dengan pikiran-pikirannya. Setiap pikiran, perasaan, atau emosi negatif akan menghambat kebaikan datang pada Anda, termasuk uang.

Bukan semesta yang menahan uang untuk Anda karena semua uang yang Anda butuhkan saat ini juga sudah hadir di dalam ketidakkasatmataan. Jika Anda tidak mempunyai cukup uang ini disebabkan karena Anda menghentikan aliran uang kepada kepada Anda, dan Anda melakukan ini dengan pikiran-pikiran Anda.

Anda harus membalik keseimbangan pikiran kekurangan uang ke pikiran kelimpahan uang. Pikirkan lebih banyak pikiran-pikiran berkelimpahan daripada kekurangan, Anda akan membalikkan keseimbangan ini.

Jalan pintas ke segala sesuatu yang Anda inginkan dalam hidup adalah MENJADI dan MERASA bahagia sekarang juga. Ini adalah jalan tercepat untuk mendatangkan uang dan segala sesuatu yang Anda inginkan dalam hidup.

Fokuskan pada pemancaran perasaan gembira dan bahagia ke semesta. Ketika Anda melakukannya, Anda akan menarik semua hal yang mendatangkan kegembiraan dan kebahagiaan, yang bukan saja termasuk kelimpahan uang, tetapi segala sesuatu yang lain yang Anda inginkan.

Anda harus memancarkan sinyal-sinyal untuk mendatangkan kembali apa yang Anda inginkan. Ketika anda memancarkan perasaan-perasaan bahagia, perasaan itu akan dikirim kembali kepada Anda sebagai gambar-gambar dan pengalaman hidup Anda. Hukum tarik menarik memantulkan kembali pikiran dan perasaan terdalam Anda sebagai kehidupan Anda.

Ubahlah pikiran Anda. Ubahlah dengan mengatakan, “ Saya mampu mendapatkannya! Saya mampu membelinya!” Katakan berulang-ulang. Ketika Anda melihat mobil impian, rumah, baju, liburan, dll katakan berulang-ulang “ Saya mampu mendapatkannya!”
Ketika Anda melakukanya, Anda mulai memindahkan diri, dan mulai merasa lebih baik tentang uang. Anda akan mulai meyakinkan diri bahwa Anda mampu mendapatkan hal-hal tersebut, dan ketika Anda melakukannya gambar-gambar hidup Anda akan berubah.

Yakinlah Anda dapat mengubah hidup Anda dan mendapatkan impian Anda. Lihat contoh!

dikutip dari: The Secrets
dn'2010

Bagikan


Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Bagaimana Uang Mendatangi Hidup Anda



Jika di masa lalu Anda telah memelihara pikiran bahwa satu-satunya cara uang bisa datang pada Anda melalui pekerjaan Anda, segera lepaskan pikiran itu.

Dapatkah Anda mengerti bahwa ketika Anda melanjutkan berpikir seperti itu, pastilah hal itu yang akan Anda alami? Pikiran-pikiran seperti itu tidak bermanfaat bagi Anda.


Sekarang Anda mulai memahami bahwa terdapat kelimpahan bagi Anda, dan bukanlah tugas Anda untuk memikirkan “bagaimana caranya” uang datang pada Anda. Tugas Anda adalah meminta, percaya bahwa Anda menerima, dan merasa bahagia sekarang juga. Serahkan rincian cara mendatangkannya kepada semesta.


Ketika Anda mempunyai banyak tagihan dan Anda tidak tahu bagaimana melunasinya, Anda tidak boleh berfokus pada tagihan itu karena anda hanya akan mendatangkan lebih banyak tagihan.

Anda harus menemukan cara yang cocok bagi Anda untuk berfokus pada kemakmuran, terlepas dari tagihan yang ada di sekitar Anda. Anda harus menemukan cara untuk merasa baik, sehingga anda dapat mendatangkan kebaikan pada Anda.

Ubahlah pikiran Anda. Ubahlah dengan mengatakan, “ Saya mampu mendapatkannya! Saya mampu membelinya!” Katakan berulang-ulang. Ketika Anda melihat mobil impian, rumah, baju, liburan, dll katakan berulang-ulang “ Saya mampu mendapatkannya!”


Ketika Anda melakukanya, Anda mulai memindahkan diri, dan mulai merasa lebih baik tantang uang. Anda akan mulai meyakinkan diri bahwa Anda mampu mendapatkan hal-hal tersebut, dan ketika Anda melakukannya gambar-gambar hidup Anda akan berubah.

Lisa Nichols:
Ketika Anda berfokus pada kekurangan dan apa yang tidak Anda miliki, meributkannya dengan keluarga, membahasnya dengan teman-teman, mengatakan kepada anak-anak bahwa Anda serba tidak cukup, “ Kita tidak punya cukup uang untuk itu, kita tidak mampu membelinya,” anda tidak akan pernah mampu membelinya karena Anda mulai menarik lebih banyak kekurangan.
Jika Anda menginginkan kelimpahan, jika Anda menginginkan kemakmuran, berfokuslah pada kelimpahan. Berfokus pada kemakmuran.

Charles Fillmore:
Bahan spiritual sumber kekayaan yang kasatmata datang tidaklah pernah habis. Bahan itu ada bersama Anda sepanjang waktu dan merespons kepercayaan Anda kepadanya dan tuntutan Anda kepadanya.

Ketika Anda melihat orang-orang kaya, Anda tahu bahwa pikiran utama mereka adalah pada kekayaan, bukan pada kekurangan, dan mereka telah menarik kekayaan ke dirinya. Mereka berfokus pada pikiran-pikiran kekayaan dan semesta menggerakkan orang-orang, situasi, dan peristiwa untuk mengirim kekayaan pada mereka. Kekayaan dapat mereka miliki, Anda juga bisa. Rasakan dalam diri Anda. Ketika Anda bermain pura-pura, hasilnya akan lebih cepat.

Jika Anda mempunyai pikiran, “Saya harus bekerja keras dan berjuang untuk mendapatkan uang,” segeralah lepaskan. Dengan berpikir seperti itu, Anda memancarkan frekuensi pikiran itu, dan pikiran itu menjadi gambar-gambar dari pengalaman hidup Anda. Ubahlah, gantikan pikiran itu dengan, “Uang datang dengan mudah dan sering.”

Perasaan negatif tentang uang, menghentikan lebih banyak uang datang kepada Anda! Anda harus bisa menghentikan siklus ini, dan Anda menghentikannya dengan mulai merasa baik tentang uang, dan bersyukur untuk apa yang sudah Anda miliki. Mulailah berkata dan merasakan, “Saya memiliki lebih dari cukup”, “Ada kelimpahan uang, dan uang sedang menuju ke saya.” “Saya adalah magnet uang.” “Saya suka uang, dan uang menyukai saya.” “Saya menerima uang setiap hari.” “Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih.”

Anda adalah magnet uang, dan Anda akan mendapatkan semuanya. Jangan meragukan kemampuan Anda sendiri, jika Anda meragukan kemampuan diri Anda bagaimana orang lain bisa mempercayai Anda? Anda menarik uang lebih banyak, lihatlah!

dikutip dari: The Secrets
dn 2010

Bagikan


Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Memberi Uang untuk Mendapatkan Uang



Ketika mereka memberi, menurut hukum tarik-menarik, semesta akan membuka dan mengalirkan sejumlah besar uang kembali ke mereka – dalam jumlah berlipat ganda!

Alam semesta memiliki rumus tersendiri yang tidak bisa dinalar oleh pikiran manusia. Lao Tze dengan ajaran Tao nya mengatakan bahwa anda tidak bisa mengisi sebuah mangkuk dengan air jika anda tidak mengosongkannya terlebih dahulu.

Jika Anda berpikir, “Saya tidak punya cukup uang untuk diberikan”, itulah yang terjadi. Ketika Anda pikir bahwa Anda tidak punya cukup uang untuk diberikan, mulailah memberi.


Ketika Anda menunjukkan iman dalam tindakan memberi, hukum tarik-menarik harus memberi lebih banyak kepada Anda untuk diberikan.

Ada perbedaan besar antara memberi dan berkorban. Memberi dari hati yang berlimpah akan terasa baik. Berkorban tidak terasa enak. Pada akhirnya berkorban akan menjurus ke dendam. Memberi dari hati yang penuh adalah hal yang paling nikmat yang bisa Anda lakukan, hukum tarik-menarik akan menangkap sinyal itu, dan mengalirkan lebih banyak kenikmatan ke dalam hidup Anda. Anda dapat merasakan perbedaannya.

Marci Shimoff:
... Anda perlu terlebih dulu mencari kegembiraan di dalam diri, damai di dalam diri, visi di dalam diri, maka segala sesuatunya pun akan muncul.

Dunia luar adalah dunia akibat, hanyalah akibat dari pikiran. Tetapkan pikiran dan
frekuensi kebahagiaan di dalam diri Anda, dan siarkan dengan sekuat tenaga ke semesta. Anda akan mengalami surga dunia.

W. Clement Stone:
Apapun yang dapat dipikir akal ... akan dapat dicapai.

Untuk menarik uang, Anda harus berfokus pada kekayaan. Anda harus berfokus pada kelimpahan uang. Mustahil untuk mendatangkan lebih banyak uang kedalam hidup Anda jika Anda berpikir dan merasa tidak mempunyai cukup uang.

Bila Anda berfokus pada ketidakcukupan uang, Anda akan menciptakan lebih banyak situasi ketika Anda tidak mempunyai cukup uang.

Anda harus memancarkan sinyal baru dengan pikiran Anda, dan pikiran itu harus ketika Anda memiliki uang lebih dari cukup. Anda perlu menggunakan imajinasi dan berpura-pura Anda sudah memiliki uang yang Anda inginkan.

Dan kegiatan ini sungguh menyenangkan! Ketika Anda berpura-pura dan bermain menjadi orang kaya, Anda akan melihat bahwa perasaan Anda terhadap uang segera membaik, dan ketika Anda merasa lebih baik tentang uang, uang akan mulai mengalir ke dalam hidup Anda.

Sangat mengagumkan mengetahui bahwa ketika anda mendayagunakan diri anda untuk orang lain dengan tulus, maka hidup anda tidak akan pernah terlantar dan kekurangan. Lihatlah Anda akan mendapatkan kelimpahan.


dikutip dari: The Secrets
dn'2010

Bagikan


Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Rabu, 07 April 2010

Belajar Gamelan di Singapura



Sekolah di Singapura Pelajari Angklung dan Gamelan
Sabtu, 13 Juni 2009 20:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com--Ratusan sekolah dasar di Singapura dan Malaysia memiliki dan mempelajari alat musik tradisional asal Indonesia yakni, angklung dan gamelan. Yose Rizal Manua, Dosen Institut Kesenian Jakarta, mengatakan, banyak sekolah di luar negeri memiliki alat musik tradisional asal Indonesia.

"Selain unik, alat musik tersebut memiliki makna yang kuat dan dapat dipelajari oleh mereka, sehingga sekolah di negara itu mengharuskan siswa-siswinya mempelajari lebih dalam tentang kesenian asal Indonesia," kata Yose di Jakarta, Sabtu.

Saat berkunjung ke Singapura dan Malaysia, ia mengetahui sekitar 172 sekolah dasar di negara tersebut menyimpan alat musik angklung.

"Dan yang lebih unik lagi sekitar 150 sekolah di negara tersebut juga memiliki alat musik tradisional asal Pulau Jawa yaitu gamelan lengkap," ujar Yose.

Bukan hanya menyimpan alat musik saja, kata Yose, negara-negara tetangga juga ingin belajar kesenian dari beberapa daerah di Indonesia.

"Karena kesenian dan alat seni asal Indonesia memiliki arti yang sangat dalam, seperti halnya "gong", gong tidak akan dipukul/dibunyikan sebelum waktunya," katanya.

Makna dari itu adalah sebagai manusia tidak akan ngomong seenaknya sendiri tanpa waktu yang tepat. "Tidak berbicara seenaknya sendiri."

Menurut Yose, beberapa tahun terakhir masyarakat di negara-negara maju telah memulai mengembangkan seni sejak dini dan dari lingkungan keluarga. Namun sebaliknya yang terjadi di Indonesia, akhir-akhir ini generasi mudah mulai kurang senang terhadap kesenian daerah, bahkan mereka tidak lagi menghargai seni dan budaya sendiri.

Seniman yang telah beberapa kali berkeliling negara Asia dan Eropa itu mengaku sangat prihatin terhadap generasi muda yang tidak menghargai seni dan budaya sendiri.

"Terbukti banyak anak muda sekarang kurang mengerti seni dan budaya sendiri," katanya.

Ia berharap sekolah-sekolah di seluruh Indonesia kembali menanamkan kecintaan anak didiknya kepada seni dan budaya lokal, melalui mata pelajaran sekolah.

"Saya yakin dengan masuknya seni ke dalam kurikulum sekolah, seni dan budaya sendiri akan semakin dikenal oleh putra-puti kita," katanya

Kapan giliran kita mempelajari budaya sendiri?
(dn'2010)

sumber:
http://oase.kompas.com/read/2009/06/13/20341789/Sekolah.di.Singapura.Pelajari.Angklung.dan.Gamelan

Bagikan


Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Drupadi Dalam Genggaman Dendam - 4



Bagian 4 (Tamat)

Kematian Dursasana
Dalam suatu babak Perang Bharata Yudha
- dikutip dari Kakawin Bharata-Yuddha (1156) karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh


Kematian Dursasana yang mengenaskan segera tersebar ke segala penjuru pertempuran. Dengan rasa ngeri diceritakan bagaimana Bima tidak lagi bertindak seperti manusia. Ia menghancurkan wajah Dursasana yang buruk rupa, menggocohnya sampai menjadi bubur, menyobek perutnya dengan pisau, mengeluarkan ususnya, dan menghirup darah sebanyak-banyaknya. Demikianlah diceritakan dalam Kakawin Bharata-Yuddha:

Pada waktu itu berbicaralah Bhima dengan suara yang lantang dan tidak menghiraukan apa yang terjadi di sekitarnya. Wahai kelompok pahlawan semuanya dan khususnya dewa-dewa yang menjelma di dunia ini! Lihatlah Bhima ini yang sedang akan memenuhi janjinya di tengah medan pertempuran. Darah Dussasana inilah yang akan saya minum. Lihatlah!

Dan untuk dewi Draupadi inilah hari yang terakhir untuk mengurai rambutnya. Terima ini dengan ikhlas hati, wahai Dussasana dan rasakan pahalamu untuk membuat kejahatan yang terus menerus. Bah, bahwa kau ini tetap meronta-ronta dan tidak tinggal diam, wahai kamu anjing yang tidak sopan, pada waktu ini kamu akan dibunuh. Apa yang kau pikir dalam hatimu? Akan kau lanjutkan perbuatanmu yang jahat itu? Buktinya, kamu berusaha untuk bangkit lagi!
Demikianlah ucapan Bhima yang pendek tegas. Setelah Bhima meringkus Dussasana dengan tangannya dan dapat memegang perutnya, perut inilah yang disudet.

Pada ketika itu Dussasana telah tidak sadarkan akan dirinya lagi; kemudian dada yang telah disudet itu dibuka lebih lebar lagi. Kelihatannya seolah-olah Dussasana yang tetap hatinya dan gagah berani itu tetap dengan dendamnya mencoba untuk menerjang dan menggigit. Ketika Bhima minum darahnya itu, Dussasana secara mata gelap memukul-mukul ke kiri dan ke kanan, meronta-ronta dan mencoba memegang Bhima, padahal badannya telah berkejatan.

Sangat mengerikan kelihatannya, ketika Bhima minum darah dan dengan ketetapan hati menarik usus Dussasana dari perutnya. Kelihatannya seolah-olah ia akan menunjukkan bagaimana ia pada suatu ketika dapat memuaskan apa yang dikehendakinya. Rambutnya dapat disamakan dengan mega merah, matanya dapat disamakan dengan matahari yang dengan sinarnya yang berkilauan, sedangkan suara yang keluar dari tenggorokan dapat disamakan dengan petir dan suara yang keluar dari mulutnya sebagai tanda kepuasan dapat disamakan dengan halilintar.
Mukanya yang penuh dengan darah itu dapat disamakan dengan mega merah yang kena sinar matahari. Bhima yang berjalan dengan angkuhnya itu dapat diumpamakan sebagai gunung yang menjolak ke atas.

Dengan segera ia melempar-lemparkan mayat Dussasana ke atas, disertai oleh kata-kata seperti guruh yang berkumpul. Inilah pembantumu, bah! Demikianlah ucapan Bhima dan dilemparkannya mayat Dussasana itu ke arah Suyodhana.

Drupadi mendengar semuanya. Ia berada dalam tenda di belakang garis pertempuran di Kurusetra. Seorang penjaga dipanggilnya. Bawalah bokor ini kepada Bima, katanya.
Bima yang wajahnya penuh darah mengerti makna bokor itu. Drupadi ingin menyanggul rambutnya sekarang juga. Maka dicarinya mayat Dursasana yang telah dilemparnya. Para prajurit menyingkir ngeri melihat cara Bima memeras darah dari mayat Dursasana. Perang memang hanya kekejaman. Benar dan salah hanya kekerasan. Apakah tidak ada cara lain untuk menjadi ksatria?

Inilah air kutukan itu, Dewi. Bokor itu berisi darah, namun Drupadi melihatnya sebagai tirta amerta yang bercahaya. Ia tidak berpikir tentang dendamnya terhadap Dursasana, ia ingin melengkapkan putaran roda kehidupan. Di dalam tenda diangkatnya bokor emas itu ke atas kepalanya.

Pada senja di hari kematian Dursasana itu, orang-orang melihat cahaya berkilat menyemburat ke langit dari tenda Drupadi. Cahaya terang yang memancar-mancar. Para pengawal berlarian menuju tenda itu. Namun mereka berpapasan dengan dayang-dayang yang berwajah pucat.

Dewi Drupadi?
Kenapa Dewi Drupadi?
Mandi darah.

Pengawal pertama yang menyibak tenda terkejut. Drupadi bersamadi dengan seluruh tubuh bersimbah darah. Cahaya memancar dari tubuhnya, semburat ke angkasa.

lunas sudah piutangmu Dursasana
tak terlunaskan piutang pada kesucian
semua kejahatan ada bayarannya
meski kebaikan tidak minta balasan


Pada malam hari Drupadi berkumpul dengan lima suaminya. Hari itu Karna juga telah gugur.
Apa hasil perang ini, kata Drupadi, putra-putra Pandawa yang perkasa seperti Irawan, Abimanyu, dan Gatotkaca telah gugur. Kita akan menang, tapi apa arti kemenangan ini selain pelampiasan dendam yang tidak terpuaskan. Orang-orang yang kita hormati telah tiada. Kemenangan ini akan kita persembahkan kepada siapa?

Khrisna bicara.
Bharatayudha adalah suatu penebusan, Drupadi. Resi Bhisma menebus kelalaiannya kepada Dewi Amba. Mahaguru Dorna menebus rasismenya kepada Ekalaya dari Nisada. Esok pagi Salya akan menebus kebenciannya terhadap Bagaspati, mertuanya sendiri. Kita hidup dalam lingkaran karma. Kodrat tak terhindarkan, tapi tidak untuk disesali, seperti penghayatan dirimu sebagai perempuan dengan suami lima.

Bahkan Salya pun tidak punya niat jahat, karena ia dulu adalah Sumantri yang mengingkari Sukasrana. Bagaimanakah caranya kita menghindari diri kita Drupadi? Tidak bisa. Bharatayudha hanyalah jalan bagi setiap orang untuk memenuhi karmanya, melengkapkan perannya, untuk membersihkan dunia. Kelak anak Utari yang bernama Parikesit akan menjadi raja, saat itu dunia bersih bagai tanpa noda, tapi tetap saja ada yang bernama malapetaka. Maka hidup di dunia bukan hanya soal kita menjadi baik atau menjadi buruk, tapi soal bagaimana kita bersikap kepada kebaikan dan keburukan itu.

Perang ini penuh perlambangan. Siapakah yang lebih jahat Drupadi, Dursasana yang menelanjangimu atau Bima yang menghirup darah Dursasana? Perang ini adalah sebuah pertanyaan. Apakah jalan kekerasan para ksatria bisa dibenarkan?


Drupadi menjawab.
Aku Drupadi, seorang perempuan, terus terang menghendaki darah Dursasana, untuk memberi pelajaran kepada penghinaan.

Jawabannya bisa lebih panjang Drupadi. Engkau seorang perempuan telah memberi pelajaran tentang bagaimana perempuan menghidupkan diri dengan dendam. Sama seperti dendam Amba kepada Bhisma, sama seperti dendam Gandari kepada penglihatan karena mendapat suami dalam kebutaan. Perang ini memberi peringatan, wahai Drupadi, betapa dendam bisa begitu mengerikan. Para Pandawa adalah ahli bertapa, namun di seluruh anak benua tiada pembunuh yang lebih besar daripada mereka.

Kresna yang bijak, ingatlah bahwa para Pandawa selalu membela kebenaran.

Tidak ada yang keliru, duhai Drupadi yang cerdas, bahkan mereka akan selalu dilindungi para dewa. Tapi renungkanlah kembali makna kekerasan.

Dunia ini penuh kekerasan, Kresna. Terutama aku, perempuan, yang selalu jadi korban.

Maka memang menjadi pilihan, Drupadi, kita akan menghindari atau menggunakan kekerasan.

Drupadi berdiri.
Kresna, engkau sungguh pandai bicara. Tapi engkau belum pernah menjadi korban. Itulah masalahmu Kresna, engkau mengerti segalanya, namun engkau tidak pernah merasakannya. Aku adalah korban, dan aku menggunakan hak diriku sebagai korban untuk menjawab nasibku dengan kemarahan. Engkau mengatur segala-galanya. Kau korbankan Gatotkaca, agar Karna melepaskan Konta, sehingga Arjuna bisa menandinginya. Apakah engkau tidak pernah mendendam Kresna, engkau memutar leher Sishupala hanya karena kata-kata, engkau membunuh Salwa orang bodoh yang mengacau Dwaraka. Itukah pelajaranmu untuk dunia? Aku sudah menjadi korban, dan dari seseorang yang sudah menjadi korban, engkau memintanya berjiwa besar. Apakah itu tidak terlalu berlebihan? Biarlah Resi Bhisma atau Karna atau Yudhistira berjiwa besar, tapi aku Drupadi, seorang perempuan, menggunakan hak diriku sebagai korban untuk melakukan pembalasan.

Itu hanya membuktikan, wahai Drupadi, bukan hanya kejantanan menjadi korban kekerasan.

Kresna, Kresna, bagimu pelaku kekerasan adalah korban. Lantas harus diberi nama apa korban kekerasan itu sendiri?

Yudhistira berdiri.
Kresna kakakku, Drupadi istriku. Janganlah diteruskan lagi. Masih banyak yang harus kita atasi. Drupadi menarik nafas. Wajahnya terang dan bercahaya, dalam tatapan kagum kelima suaminya.

Dikutip dari Kakawin Bharata-Yuddha (1156) karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh (Wirjosuparto, 1968 : 287-288).
Darah yang Bercahaya
mjbookmaker by:
http://jowo.jw.lt

TAMAT
(dn'2010)

Bagikan


Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Drupadi Dalam Genggaman Dendam - 3



Bagian 3

Upacara Raja Surya
Setelah masa pembuangan, Pandhawa kembali ke Hastina. Dretarastra kemudian memberikan wilayah Kandhaphrasta untuk Pandhawa. Wilayah ini adalah kota tua, bekas ibu kota yang tinggal puing-puing reruntuhan bekas istana. Pandhawa kemudian membangun kembali istana itu dan wilayah itu. Bekas reruntuhan istana itu oleh Pandhawa disulap menjadi istana yang megah dan asri. Kandhaphrasta kemudian diubah namanya menjadi Indraphrasta atau Amarta. Dan Yudhistira sebagai anak pertama yang memimpin adik-adiknya kemudian diangkat menjadi raja.

Setelah waktunya cukup, Yudistira lalu menyelenggarakan upacara Rajasuya di Indraprastha, sebagai doa permohonan kepada dewata, dan sebagai tanda kemenangan Pandhawa.Seluruh kesatria di penjuru Bharatawarsha diundang, termasuk sepupunya yang licik dan selalu iri, yaitu Duryodana. Duryodana dan Dursasana terkagum-kagum dengan suasana balairung Istana Indraprastha. Mereka tidak tahu bahwa di tengah-tengah istana ada kolam. Air kolam begitu jernih sehingga dasarnya kelihatan sehingga tidak tampak seperti kolam. Duryodana dan Dursasana tidak mengetahuinya lalu mereka tercebur. Melihat hal itu, Drupadi tertawa terbahak-bahak. Duryodana dan Dursasana sangat malu. Mereka tidak dapat melupakan penghinaan tersebut, apalagi yang menertawai mereka adalah Drupadi yang sangat mereka kagumi kecantikannya.

Ketika tiba waktunya untuk memberikan jamuan kepada para undangan, sudah menjadi tradisi bahwa tamu yang paling dihormati yang pertama kali mendapat jamuan. Atas usul Bisma, Yudistira memberikan jamuan pertama kepada Sri Khrisna. Melihat hal itu, Sisupala, saudara sepupu Sri Khrisna, menjadi keberatan dan menghina Sri Khrisna. Penghinaan itu diterima Khrisna bertubi-tubi sampai kemarahannya memuncak. Sisupala dibunuh dengan Cakra Sudarsana. Pada waktu menarik Cakra, tangan Sri Khrisna mengeluarkan darah. Melihat hal tersebut, Drupadi segera menyobek kain sari-nya untuk membalut luka Sri Khrisna. Pertolongan itu tidak dapat dilupakan Sri Khrisna.

Permainan Dadu
Setelah menghadiri upacara Rajasuya, Duryodana merasa iri kepada Yudistira yang memiliki harta berlimpah dan istana yang megah. Melihat keponakannya termenung, muncul gagasan jahat dari Sangkuni. Ia menyuruh keponakannya, Duryodana, agar mengundang Yudistira main dadu dengan taruhan harta, istana, dan kerajaan di Indraprastha. Duryodana menerima usul tersebut karena yakin pamannya, Sangkuni, merupakan ahlinya permainan dadu dan harapan untuk merebut kekayaan Yudistira ada di tangan pamannya. Duryodana menghasut ayahnya, Dretarastra, agar mengizinkannya bermain dadu. Yudistira yang juga suka main dadu, tidak menolak untuk diundang.

Yudistira mempertaruhkan harta, istana, dan kerajaannya setelah dihasut oleh Duryodana dan Sangkuni. Karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk dipertaruhkan, maka ia mempertaruhkan saudara-saudaranya, termasuk istrinya, Drupadi. Akhirnya Yudistira kalah dan Drupadi diminta untuk hadir di arena judi karena sudah menjadi milik Duryodana. Duryodana mengutus para pengawalnya untuk menjemput Drupadi, namun Drupadi menolak. Setelah gagal, Duryodana menyuruh Dursasana, adiknya, untuk menjemput Drupadi. Drupadi yang menolak untuk datang, diseret oleh Dursasana yang tidak memiliki rasa kemanusiaan. Rambutnya ditarik sampai ke arena judi, tempat suami-suaminya berkumpul. Karena sudah kalah, Yudistira dan seluruh adiknya diminta untuk menanggalkan bajunya, namun Drupadi menolak. Dursasana yang berwatak kasar, menarik kain yang dipakai Drupadi, namun kain tersebut terulur-ulur terus dan tak habis-habis karena mendapat kekuatan gaib dari Khrisna yang melihat Drupadi dalam bahaya. Pertolongan Khrisna disebabkan karena perbuatan Drupadi yang membalut luka Sri Khrisna pada saat upacara Rajasuya di Indraprastha.

Drupadi yang tidak berdaya, melihat satu persatu yang hadir di arena perjudian istana Hastina, para pembesar, para kesatria para tetua yang dihormati dan disegani, Bisma, Dretarastra, dan para pembesar yang diam terpaku menyaksikan perbuatan Dursasana. Pandhawa, suami-suaminya yang tidak berdaya tidak mampu membela isterinya yang diperlakukan kasar dan dipermalukan. Harga dirinya yang merasa direndahkan. Drupadi dalam puncak kekecewaan, kemarahan, sakit hati yang sangat. Rasa muak menggelegak dalam dirinya, kebenciannya memuncak. Kepiluannya mengiris batinnya atas semua ketidakberdayaan ini. Kesedihan dan kemarahannya tidak tahu harus ia tumpahkan pada siapa. Sesaat dunia serasa berhenti berputar, yang terdengar hanya degup jantungnya yang berdetak kencang, dan airmata yang meleleh dipipinya.

Drupadi seorang diri, yah ia merasakan kesendiriannya di tengah-tengah para suaminya yang tertunduk tak berdaya. Dimana semua kesatria yang gagah perkasa itu, dimana. Dimana laki-laki sempurna yang dia banggakan itu. Kegelapan menyelimuti jiwanya. Harapannya untuk mnjadi wanita sempurna musnah. Dan sesaat sorot mata Khrisna menyadarkannya kembali, akan siapa dirinya dan apa tujuan hidupnya. Drupadi bangkit berdiri, dan diam seribu bahasa. Dikumpulkannya seluruh sisa kekuatan hidupnya. Ya, inilah Drupadi. Inilah jalan yang telah ia pilih, inilah takdir yang telah ia ikuti.

Drupadi lahir dari api suci, lahir dari dendam seorang ayah yang telah merasa dipermalukan, dan kini hadir disini di Hastina ini sesuai tujuan hidupnya. Drupadi merasakan api kemarahannya memuncak. Inilah puncak dendam Drupadi. Dursasana kelak kamu akan menerima pembalasannya. Rambut yang kamu jambak ini akan tetap terurai, sampai kelak aku keramas dengan darahmu, demikian sumpah Drupadi.

Para Pandhawa yang merasa tertipu dan dipermalukan, memendam semua ini untuk suatu saat membalasnya. Bima yang melihat Drupadi dipermalukan, bersumpah akan meremukkan kepala Dursasana, menghancurkan tubuhnya dan meminum darahnya. (dn'2010)

Bersambung

Bagikan


Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Drupadi Dalam Genggaman Dendam - 2



(Bagian 2)

Perkawinan Drupadi

Inilah pilihan hidup yang dijalani Drupadi mencari laki-laki sempurna. Dalam suatu kesematan Khrisna menjawab Drupadi atas pertanyaan yang menggelisahkan hatinya. Atas keinginannya untuk memenuhi kemauan ayahandanya mencari sosok laki-laki sempurna, atas pertanyaan dalam hatinya apakah kakaknya Drestadyumna belum cukup sempurna, dan atas semua pertanyaan yang tidak terungkapkan dalam kata-kata tetapi dimengerti sri Khrisna.

Tibalah waktunya bagi Drupadi untuk memiliki calon suami. Suami yang tentunya gagah perkasa dan kuat seperti keingingan ayahnya Drupada. Raja Drupada mengadakan sayembara memanah. Barangsiapa dapat memanah suatu sasaran dengan tepat lima kali berturut-turut dialah calon suami Drupadi.

Sayembara ini diikuti oleh seluruh kesatria dari berbagai negeri dan kerajaan. Tidak kalah ketinggalan putera-putera Korawa dari Hastina, dan para Pandhawa yang tengah menyamar sebagai brahmana karena pada waktu itu Pandhawa sedang dalam masa pembuangan. Para peserta sayembara mencoba mengangkat busur, memasang anak panah dan membidik sasaran. Sasaran ditempatkan dalam posisi yang terus berputar sehingga sulit bagi peserta untuk membidik dengan tepat. Hampir semua peserta gagal. Karna adalah seorang peserta yang berhasil memanah dengan tepat mengenai sasaran, tetapi Drupadi menolak karena Karna hanya putera seorang kusir bukan dari golongan kesatria. Karna, sakit hati tapi tak dapat berbuat apa-apa. Para peserta menggerutu dan menganggap sayembara itu hanya permainan karena sulit bagi peserta untuk membidik dengan tepat.

Akhirnya tampilah seorang brahmana muda yang atas persetujuan Drupada diizinkan mengikuti sayembara. Brahmana muda yang tidak lain adalah Arjuna, berhasil memanah dengan tepat mengenai sasaran lima kali berturut-turut bahkan sasaran sampai terjatuh. Bersoraklah seluruh peserta dan raja Drupada atas keberhasilan brahmana muda itu, meskipun beberapa kesatria memprotes tindakan raja Drupada yang mengizinkan brahmana ikut sayembara. Keributan tak dapat dihindari, Arjuna dan Bima bertarung dengan kesatria yang melawannya sedangkan Yudistira, Nakula, dan Sadewa pulang menjaga ibunda mereka Kunti, Khrisna yang turut hadir dalam sayembara tersebut tahu siapa sebenarnya para brahmana yang telah mendapatkan Drupadi dan ia berkata kepada para peserta bahwa sudah selayaknya para brahmana tersebut mendapatkan Drupadi sebab mereka telah berhasil memenangkan sayembara dengan baik.

Drestadyumna yang curiga dengan brahmana muda itu mengikuti dari belakang kemana perginya brahmana itu dan dibawa kemana adiknya. Dan setelah tahu bahwa brahmana muda itu adalah Arjuna maka legalah hatinya, karena Drupadi berada pada orang yang tepat dan dilaporkannya hal itu pada ayahandanya Drupada. Raja Drupada yang mendengar hal ini menjadi lega, karena jalan untuk membalaskan dendamnya sudah terbuka. Kini ia dapat menguasai Arjuna dan para Pandhawa untuk membalas sakit hatinya pada Drouna.

Setelah keributan usai, Arjuna dan Bima pulang ke rumahnya dengan membawa serta Drupadi. Sesampainya di rumah didapatinya ibu mereka sedang tidur berselimut sambil memikirkan keadaan kedua anaknya yang sedang bertarung di arena sayembara. Arjuna dan Bima datang menghadap dan mengatakan bahwa mereka sudah pulang serta membawa hasil meminta-minta. Kunti menyuruh agar mereka membagi rata apa yang mereka peroleh. Namun Kunti terkejut ketika tahu bahwa putera-puteranya tidak hanya membawa hasil meminta-minta saja, namun juga seorang wanita. Kunti tidak mau berdusta maka tak pelak lagi Drupadi pun menjadi istri dari kelima anaknya, dengan catatan masing-masing digilir satu tahun dan selama itu masing-masing tidak boleh saling memergoki saudaranya yang sedang berdua dengan Drupadi. Keputusan ini ditaati oleh putera-putera Kunti. Dan mereka tidak pernah membantah kata-kata ibundanya.

Drupadi tertegun. Sejenak tak dapat berkata-kata. Kegamangan, kerisauan dan sejuta rasa dan pikiran menerawang jauh entah kemana, dan dia tidak tahu harus berbuat apa. Rasa senang dan puasnya karena dia berhasil menyanding Arjuna, berubah menjadi tidak karuan ketika menghadapi kenyataan bahwa ia harus menjadi isteri dari kelima Pandhawa. Artinya dia harus membagi cinta, kasih sayang dan pengabdian kepada lima lelaki yang tentunya berbeda karakter dan pembawaannya, dengan cukup adil dan membahagiakan. Sanggupkah ia melakukan semua ini. Terbersit kengerian, ketakutan dan kegelisahan, disamping juga rasa puas dan bangga memiliki lima lelaki dalam hidupnya, yang mungkin jarang bisa didapat dan dilakukan oleh seorang perempuan.

Terbersit pertanyaan dalam hatinya apakah ini terkabulnya permohonannya kepada dewata agung untuk memiliki suami yang sempurna, ataukah kutukan atas permintaannya. Tetapi sejuta tanya itu disimpannya dalam hati, kekagumannya kepada ibunda Kunti menguatkannya untuk menjalani semua ini dengan baik. Apalagi budi pekerti kelima putera Pandhu ini sangat menawan hati. Mereka sehati dan tidak pernah bermusuhan, selalu akur, segala perkara bisa diselesaikan dengan baik. Dan inilah yang menguatkannya untuk berani menjalani takdirnya memiliki lima suami. Inilah Drupadi dan inilah jalan hidupnya. Inilah Drupadi yang lahir dari api suci, lahir dari dendam untuk mengakhiri dendam baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Dan memutus mata rantai dendam yang tak berkesudahan, dan mengembalikan roda dharma pada tempatnya, dengan menanggung jalan hidupnya. Disamping mengikuti dendam ayahnya Drupadi juga perempuan yang punya perasaan terhadap lelaki.

Dalam suatu kesempatan Khrisna menjawab pertanyaan Drupadi:
Permohonan Drupadi di kabulkan dewata agung tetapi karena
manusia memang tidak ada yang sempurna maka takdir Drupadi
harus menikah dengan 5 orang pria yang masing-masing mewakili kesempurnaan
(Yudisthira = kebijaksanaan, Bhima = Kekuatan, Arjuna - Keterampilan, Nakula =
Kecakapan Fisik, Sadewa = Kecerdasan ) dan takdir ini mengambil jalan melalui
ucapan Kunti yang mengatakan "bagilah dengan saudara-saudaramu"

Bersambung

Bagikan


Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Selasa, 06 April 2010

Drupadi Dalam Genggaman Dendam - 1



Bagian 1

Kelahiran Drupadi

Inilah sosok Drupadi yang lahir karena dendam, menanggung dendam dan membawa dendam dalam sepanjang hidupnya - wanita yang lahir dari api

Drupadi lahir dari api suci upacara putrakarma yang dilakukan oleh raja Drupada dari kerajaan Panchala karena dendamnya kepada Drouna sahabatnya yang telah mempermalukan dirinya. Rasa sakit hati dan dendam yang mendalam membuat Raja Drupada mengadakan upacara suci putrakarma memohon kepada dewata agar dikaruniai anak sempurna yang akan membalaskan sakit hatinya atas perlakuan Drauna yang telah menawan dirinya dan mempermalukan dirinya di depan murid-muridnya. Drouna yang telah menyuruh Arjuna dan Bima berhasil menawan Raja Drupada dan membawa Raja Drupada kepadanya dalam keadaan terikat. Rasa malu yang ditanggungnya membuat ia bersumpah untuk membalas perlakuan Drouna.

Permohonan Drupada terkabul dari dalam api korban suci keluar dua sosok pribadi yang dianugerahkan dewata kepadanya. Sesosok laki-laki tampan lengkap dengan pakaian perang yang gagah perkasa dan diberinya nama Drestadyumna dialah yang nantinya akan membalaskan dendam Drupada membunuh Drouna. Dan sesosok perempuan yang cantik jelita dengan warna kulit kehitam-hitaman dan rambut kebiru-biruan dialah Drupadi. Dialah Khrisna karena warna kulitnya kehitam-hitaman, dialah Panchali karena dia putri Panchala dan dialah Drupadi karena dia putri Raja Drupada.

Drupadi lahir membawa dendam untuk membalaskan sakit hati ayahandanya. Dia memilih jalannya dan menjalani takdirnya, sebagaimana yang tersirat dari pesan dalam batin dan doa ayahandanya untuk mencari sosok laki-laki sempurna yang akan mendukungnya dan sekaligus dalam genggaman kekuasaannya. Dan dalam kelembutannya Drupadi mempunyai kekuatan untuk itu. Karena dia anugerah dewata.

Drupada dan Drouna adalah sahabat karib yang tak terpisahkan, waktu masih sama-sama belajar pada seorang brahmana miskin putra Baradwaja. Persahabatan yang tulus dan sehati waktu masih sama-sama sependeritaan dalam belajar di pertapaan. Drouna adalah seorang yang miskin, sedangkan Drupada adalah putra seorang raja kerajaan Panchala, tetapi tidak ada perbedaan dan tidak ada jarak sebagai sesama murid di pertapaan itu. Yang ada adalah saling berbagi dan saling mendukung sebagai sahabat. Mereka tak terpisahkan. Bahkan sempat terlontar ucapan Drupada kepada Drouna, kelak bila ia menjadi raja maka ia akan memberikan sebagian kerajaannya kepada Drouna. Dan Drouna memegang janji itu. Waktu terus berlalu, sampai kemudian tiba saatnya mereka selesai belajar dan berpisah. Drupada kembali ke kerajaan Panchala, sementara Drouna yang miskin meneruskan belajar ilmu dengan mengembara dan menjalani hidup sebagai pertapa.

Dan akhirnya sepeninggal ayahandanya Drupada benar-benar menjadi raja, dan menikmati hidup sebagai raja yang mempunyai kekuasaan dan disibukkan dengan berbagai urusan kerajaan. Waktu terus berlalu sementara Drupada hidup sebagai raja, Drouna terus dalam pengembaraannya dan persahabatan mereka terputus sekian lama. Sampai suatu saat Drouna teringat ucapan sahabatnya sewaktu masih sama-sama belajar di pertapaan dulu, dengan harap-harap cemas berangkatlah ia ke kerajaan Panchala, kerinduannya pada sahabat membuat langkahnya makin mantap ke kerajaan Panchala, ditambah keadaan dirinya dan anak isterinya yang hidup miskin tidak ada pengharapan lagi. Kemana lagi jika bukan pada sahabat lamanya Drupada.

Manusia boleh berencana dan berjanji muluk-muluk, tetapi keadaan dan kenyataan hidup bisa mengubah segalanya. Dan semua janji yang nampaknya indah di awal bisa lain kenyataan di kemudian hari. Drouna yang berangkat dengan penuh harapan dan keyakinan, alangkah terkejutnya mendapat perlakuan Drupada sahabatnya dahulu. Belumlah sempat terlontar ucapan untuk menagih janji, Drouna sudah diusir dengan perlakuan kasar dan ucapan yang menyakitkan hati. Drupada tidak mengakui Drouna sebagai sahabatnya, tidak layak seorang raja Panchala berteman dengan seorang brahmana miskin seperti Drouna. Lain sekali dengan ucapan Drupada waktu masih sama-sama menderita sebagai murid di pertapaan. Kekuasan dan kelimpahan telah melupakan semuanya. Drouna diusir dan tidak diakui sebagai sahabat Drupada. Rasa kecewa dan sakit yang mendalam dialami Drouna, begitu mudahnya Drupada melupakan persahabatan mereka. Berakhirlah persahabatan mereka dengan meninggalkan luka yang mendalam dalam diri Drouna, rasa kecewa, sedih, malu dan sakit hati dia bawa keluar dari istana kerajaan Panchala dan melahirkan dendam dalam diri Drouna. Dia bersumpah tidak akan menginjakkan kaki di kerajaan Panchala lagi dan akan membalas perlakuan Drupada saatnya kelak.

Kepedihan dan sakit hati yang dialami Drouna dia bawa dalam pengembaraannya meninggalkan kerajaan Panchala. Dia ikuti jalan hidupnya yang tiada menentu entah membawanya kemana. Beruntunglah nasib baik membawa Drouna ke Kerajaan Hastina. Dan di Hastina Drouna diterima menjadi guru bagi putera-putera kerajaan, dia menjadi guru dari Kourawa dan Pandawa. Disinilah titik awal Drouna akan memulai hidup barunya. Rasa berhutang budi, dan rasa terima kasihnya kepada kerajaan Hastina, dia curahkan pengabdiannya pada kerajaan Hastina, dan dalam waktu yang tidak terlalu lama Drouna mendapat tempat terpercaya di kerajaan Hastina. Meskipun sebenarnya di dalam hatinya menunggu kesempatan untuk membalaskan sakit hatinya kepada Drupada yang telah mengkhianati persahabatan dan mempermalukan dirinya di hadapan rakyat Panchala.

Drouna melihat bakat di antara anak-anak Kourawa dan Pandhawa, tetapi nampaknya anak-anak Pandhawa lebih serius dalam belajar dibandingkan anak-anak Kourawa. Dan anak-anak Pandhawa mempunyai bakat dan kemampuan lebih selain budi pekerti yang jauh lebih baik dari anak-anak Kourawa. Drouna jatuh hati pada anak-anak ini, diberikannya seluruh ilmunya. Berbagai ilmu kanuragan, teknik berperang, menggunakan senjata dan lain sebagainya. Kini kesempatan untuk membalas dendam dapat ia wujudkan.

Setelah waktunya dirasa cukup, Drouna mengetes murid-muridnya. Disuruhnya murid-muridnya menyerang Kerajaan Panchala dan menawan raja Drupada dan membawanya ke hadapannya dengan catatan jangan dilukai cukup diikat saja. Pertama-tama disuruhnya Kourawa berangkat, tetapi Kourawa tidak berhasil mereka pulang dengan tangan hampa. Kemudian Pandhawa disuruhnya berangkat, dan Pandhawa berangkat dan berhasil menyerbu kerajaan Panchala. Arjuna dan Bima berhasil menangkap dan mengikat raja Drupada dan membawanya ke hadapan Drouna. Inilah kesempatan yang ditunggu Drouna bertahun-tahun.
Dan di hadapan murid-muridnya Drouna menagih janji raja Drupada sahabatnya dulu. Kini raja kerajaan Panchala dalam tawanannya, artinya kerajaan Panchala ada dalam genggaman Drouna, dan Drouna bisa bertindak apapun. Tetapi Drouna hanya mengingatkan dan memberi pelajaran kepada Drupada agar berlaku sebagai raja yang bijak. Dan selanjutnya raja Drupada dilepaskan lagi, dan disuruhnya Arjuna dan Bima mengantarkan Drupada kembali ke kerajaannya dan memperlakukan dia layaknya sebagai seorang raja. Drupada tidak mengiyakan atau menolak permintaan Drouna untuk membagi setengah dari kerajaannya. Tapi rasa malu yang diterimanya melahirkan dendam dalam hati Drupada. Adalah lebih baik mati dibunuh daripada diperlakukan demikian.

Drupada tidak segera kembali ke kerajaan tetapi mengembara mencari orang yang bisa membantu membalaskan dendamnya kepada Drouna kelak. Sedangkan dia melawan muridnya pun dia kalah. Ia iri pada Drouna yang mempunyai banyak murid yang taat kepadanya, sedangkan ia hanya memiliki seorang anak banci yang mempunyai sifat kewanita-wanitaan Sri Kandhi. Dia menginginkan seorang anak laki-laki yang sempurna gagah perkasa. Dalam pengembaraannya Drupada bertemu dengan brahmana Yodya dan Upayodya yang bersedia membantu Drupada mencapai cita-citanya. Setelah bertapa dua tahun, Drupada kembali ke kerajaan Panchala. Kemudian diadakanlah upacara putrakarma, memohon kepada dewata agar dikaruniai anak yang sempurna.

Permohonannya terkabul, dari dalam api suci keluar sosok laki-laki tampan gagah perkasa lengkap dengan membawa senjata, disusul kemudian sosok perempuan cantik jelita dengan warna kulit kehitam-hitaman. Drestadyumna adalah sosok yang dilahirkan untuk membalas dendam sakit hati ayahandanya untuk membunuh Drouna. Sedangkan Drupadi sosok yang dilahirkan dari rumitnya jiwa dan takdir yang harus dijalani manusia. Dan dia memahami kegundahan hati ayahnya, karena memiliki anak yang menurut pandangan umum kurang dihargai seorang banci Sri Kandhi.

Sri Kandhi adalah putra sulung Drupada, dia setengah pria dan setengah wanita. Dia banci. Kekecewaan tak dapat disembunyikan dalam diri Drupada, dia menginginkan anak lelaki yang sempurna atau wanita yang sempurna. Tetapi apa yang dipikirkan manusia berbeda dengan apa yang dikehendaki dewata. Sri Kandi membawa takdirnya sendiri yang tidak dipahami manusia. Dialah kelak yang akan mempermalukan keangkuhan manusia. Dialah kelak yang akan sanggup membunuh seorang kesatria besar yang disegani di seluruh negeri, disaat semua kesatria tidak ada yang sanggup mengalahkannya. Dialah Sri Kandhi kelak yang akan sanggup membunuh Bisma. Dan kelak seluruh dunia akan tahu, bahwa seorang kesatria besar ternyata kalah hanya oleh seorang banci.

Drupadi berdiri di tengah-tengah antara jiwa seperti Sri Kandhi dan jiwa seperti semua keinginan ayahnya yang tak terucap, tapi dapat dipahami dalam batinnya. Drupadi menghargai kakaknya Sri Kandhi dan memahami jiwanya, kegelisahannya, disisi lain dia juga memahami keinginan ayahanda mereka. Drupadi memahami kepedihan yang dialami oleh seorang yang terlahir tidak sempurna, dan kecewa dengan sikap manusia yang tidak mampu menghargai ketidaksempurnaan, tetapi dalam diri Drupadi juga menghargai kesempurnaan, dan menginginkan kesempurnaan. Kerumitan ini melahirkan sikap tersendiri yang sulit dimengerti orang lain tapi dapat dipahami dalam jiwa manusia yang terdalam. Dendam, yah. Sebuah pilihan yang harus diambil atau dibuang, dan dua-duanya mempunyai resiko dan tanggungjawab moral masing-masing. Sebuah dilema yang sulit pun harus tetap mengambil keputusan. Dan Drupadi mengambil keputusan untuk menjadi dirinya, terlepas dari apakah itu sejalan atau menuruti keinginan ayahandanya atau tidak, Drupadi tetap Drupadi dan kelak pada akhir hidupnya orang baru dapat mengerti Drupadi. Tetapi sepanjang hidup Drupadi, tidak ada yang memahami jiwanya. Dialah api suci. Dialah yang harus mengakhiri dendam diantara semua dendam, dia tahu jalannya, dan dia pilih jalannya. (dn'2010)

Bersambung

Bagikan


Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Senin, 05 April 2010

Awal Petaka Shinta



Inilah kisah awal petaka yang menimpa Shinta, sehingga ia terpisah dari Rama dan menjadi haru biru kisah kisah percintaan mereka. Yang mengakibatkan peperangan, persoalan moral, kesalahan pahaman, dan kesucian yang diragukan.

Kisah ini bermula ketika Rama, Shinta dan Lesmana terpaksa keluar dari istana Ayodya karena Ibunda Kaikeyi menghendaki Bharata yang naik tahta menjadi putra mahkota menggantikan Raja Dasarata, ayahanda mereka. Dan raja Dasarata yang terikat sumpah dengan Kaikeyi tidak dapat berbuat banyak. Bharata adalah saudara kandung Rama lain ibu.

Dalam masa pembuangannya, perjalanan mereka sampailah ke suatu hutan. Hutan Dhandaka namanya. Rama yang masih merupakan pengantin baru dengan Shinta, merasa iba dengan penderitaan yang harus mereka alami, terusir dari istana dan terlunta-lunta di hutan. Oleh karenanya Rama berusaha untuk melindungi dan membuat Shinta bahagia dengan cara apapun yang ia bisa.

Rahwana adalah sosok penuh nafsu angkara. Ia raja Alengka. Bayangan impiannya selalu tertuju pada Dewi Widowati pujaannya. Ia mendengar kabar bahwa Dewi Widowati menitis (mereinkarnasi) pada diri Shinta, Rahwana yang mempercayai bahwa Shinta adalah titisan Dewi Widowati berusaha mencari dimana keberadaan Shinta. Ia pun mengembara mencari pujaan hatinya. Ia diikuti anak buahnya yang setia Kalamarica.

Rahwana mencium kabar keberadaan Shinta dan Rama yang terusir dari istana dan terlunta-lunta di hutan berusaha mencari keberadaan mereka. Sampailah Rahwana di hutan Dhandaka, dan benar adanya ia menemukan Shinta, Rama dan Lesmana sedang berjalan menyusuri hutan. Mereka sedang berburu untuk makan mereka di hutan. Rahwana kemudian mempunyai ide untuk membuat jebakan, disuruhnya anak buahnya Kalamarica menjelma menjadi kijang emas (kijang kencana).

Shinta yang melihat kijang emas lari-larian kesana kemari menggodanya, menjadi tertarik. Disuruhnya Rama menangkap kijang itu, karena sangat cantik dan menarik hati dan sepertinya jinak. Tetapi kijang itu lari kesana kemari dan ternyata tidak mudah ditangkap. Dan Rama tidak menyadari kalau dia semakin jauh meninggalkan Shinta dan Lesmana. Dan akhirnya Rama benar-benar telah jauh meninggalkan Shinta demi mengejar kijang emas yang menghilang di hutan belantara.

Setelah menunggu sekian lama Rama tidak kunjung kembali, Shinta mulai was-was. Apalagi sayup-sayup ia seperti mendengar suara orang minta tolong, jangan-jangan Rama terkena musibah. Disuruhnya Lesmana menyusul kakaknya. Lesmana sebagai seorang kesatria yang waspada, mencium firasat yang buruk. Dia merasakan adanya jebakan disini, makanya ia bersikukuh tidak mau meninggalkan Shinta sendirian. Dia harus menjaga kakak iparnya. Sedangkan Rama kakak kandungnya, Lesmana percaya bisa menjaga diri karena dia mengenal kakak kandungnya.

Shinta terus mendesak agar Lesmana menyusul, bahkan sempat terucap kata-kata yang tidak mengenakkan di telinga Lesmana, jangan-jangan Lesmana mencari kesempatan untuk menggodanya. Lesmana merasa tersinggung, berkali-kali dia katakan kalau dia setia pada kakaknya dan sudah bersumpah tidak akan menikah atau mencitai perempuan manapun. Dia hanya setia pada kakaknya Rama.

Melihat gelagat yang kurang baik dan demi menuruti kakak iparnya, Lesmana berangkat juga untuk menyusul mencari Rama meskipun dengan berat hati. Tetapi Lesmana punya cara untuk melindungi Shinta dari marabahaya yang mengancam, Lesmana membuat lingkaran ghaib. Lingkaran ini akan berubah menjadi api yang akan melindungi Shinta dari segala marabahaya. Lesmana berpesan agar Shinta jangan sekali-kali keluar dari lingkaran itu sampai mereka kembali.

Sepeninggal Lesmana, Shinta seorang diri di hutan itu. Rahwana yang mengetahui tidak mungkin bisa menembus lingkaran ghaib yang dibuat Lesmana, mengubah dirinya menjadi pertapa tua renta yang meminta belas kasihan. Melihat pertapa yang tua renta itu, timbullah rasa iba dalam hati Shinta. Ia lupa pesan Lesmana, ia keluar dari lingkaran ghaib dan memberikan sesuatu kepada pertapa itu. Dan inilah awal malapetaka itu. Rahwana menunjukkan keasliannya dan membawa kabur Shinta. Shinta meronta-ronta tapi tak berdaya.

Kisah seperti ini dapat Anda jumpai dalam pementasan Sendratari Ramayana di pelataran candi Prambanan, atau dapat Anda baca pada panel-panel yang terdapat dalam candi Prambanan. Atau dalam serial pewayangan baik di Jawa maupun Bali dan daerah lainnya.
Pesan yang ingin disampaikan:
- Jangan gampang tertipu dengan keindahan, kecantikan dan kegemerlapan yang menyilaukan mata
- Jangan gampang tertipu juga dengan sesuatu yang nampaknya mengibakan dan memilukan
- Kadang-kadang hal-hal sepele bisa berubah menjadi bencana besar
- Rama meskipun berniat baik membahagiakan isteri tetapi kurang waspada, sehingga gampang terjebak karenanya tetap eling dan waspada itu perlu
- Lesmana sebagai orang yang waspada dan bertindak baik dan benar belum tentu bisa dipahami dan diterima oleh orang lain saat itu, hanya pada akhirnya setelah kejadian baru orang bisa menilai kebenaran Lesmana, tetapi apakah kemudian Lesmana harus ngotot tidak juga, ia menyerahkan kembali kepada semesta apa yang harus terjadi terjadilah.

Banyak kisah yang bisa kita gali dan ekspresikan dalam kehidupan sehari-hari dari pesan-pesan nenek moyang kita yang tidak menggurui dan mendoktrinasi, tetapi bicara lewat simbol-simbol dan menyerahkan penilaian kepada masing-masing pribadi. Anda pun bebas mengintrerpretasi kisah ini. (dn'2010)

Bagikan


Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Minggu, 04 April 2010

Kisah Kura-kura Yang Malang



Kisah ini terdapat pada panel candi Mendut
diceritakan kembali oleh: budi r.

Pada masa lalu para binatang yang hidup di Bumi menjalin persahabatan sangat akrab, termasuk di antaranya pasangan dua ekor bangau dengan seekor kura-kura yang hidup di sebuah telaga berlimpah air. Namun, ... ketenteraman itu terusik akibat terjadi perubahan iklim, dengan datangnya musim kemarau berkepanjangan. Akibatnya, air telaga segera mengering. Seluruh kehidupan yang di dalam dan sekitar telaga pun terancam.

Timbul kedukaan mendalam di hati bangau, terhadap nasib sahabatnya, sang kura-kura. Berkatalah Bangau, "Sahabatku, sebentar lagi akan datang bencana kekeringan, kita harus cepat-cepat mengungsi ke telaga yang lebih besar dengan air jernih melimpah. Danau itu tak jauh dari hutan ini. Berpeganglah pada ranting kering yang kami cengkeram berdua, gigitlah ranting itu pada bagian tengahnya. Tetapi ingat, selama perjalanan jangan menengok ke bawah atau mengucapkan sepatah kata pun, sebelum sampai tujuan."

Lalu, terbanglah mengangkasa ketiga sahabat itu melalui hutan, sungai, dan ladang. Di kejauhan tampak sekelompok anak gembala dan pemburu sedang beristirahat. Mereka melihat pemandangan sangat lucu. Maka, mereka pun bersorak kegirangan sambil mengolok-olok sang kura-kura, yang disebut seperti kotoran sapi kering sedang terbang. Mendengar olok-olok itu, si kura-kura pun marah dan hendak menjawab dengan membuka mulut. Akibatnya, ia pun terjatuh, lalu diperebutkan beramai-ramai untuk dimakan oleh sekelompok anak-anak itu.

Cerita itu mengandung pesan, sifat mudah tersinggung dan marah, atau terpancing emosi dapat berakibat fatal, bahkan mencelakakan dirinya sendiri. Manusia hendaknya menjadi orang sabar dan rendah hati.

Bagikan


Baca selengkapnya... d klip: April 2010

Kisah Burung Gereja



Kisah Burung Gereja Yang Malang
diceritakan kembali oleh: budi r.

Ini kisah usang tentang burung gereja kecil. Kisahnya sederhana tetapi mengandung pesan moral yang tinggi. Begini kisahnya:

Alkisah diceritakan, suatu hari terbanglah seekor burung gereja kecil jauh terbang tinggi melayang meninggalkan kampung halamannya. Ia terbang dari daerah utara yang dingin menuju daerah selatan yang panas. Musim dingin yang berhembus di utara terasa sangat menggigil menembus tulang. Hamparan salju yang putih terasa menyesakkan dada.

Burung gereja itu terbang semakin tinggi dan melayang dengan cepat, ia tahu ia harus sampai ke daerah selatan secepatnya. Ia mendengar kabar bahwa di daerah selatan hawanya lebih hangat dan nyaman. Disana juga tersedia banyak makanan, daerahnya ramai dan banyak teman di sana. Rasa penasaran dan keinginannya untuk segera sampai membuatnya tiada henti-hentinya ia terbang. Terus dan terus.

Angin berhembus kencang disertai butir-butiran salju, menambah buruk cuaca. Burung gereja sedikit lagi sampai ke daerah selatan yang ia impikan. Ia sudah sampai di perbatasan, di suatu perkampungan pertanian. Sudah terbayang dalam angannya bertemu dengan teman-temannya, merasakan hangatnya suasana, dan melimpahnya makanan.

Tiba-tiba naas tak dapat terelakkan, hawa dingin dan kelelahan membuat burung kecil itu kehabisan tenaga. Dunia terasa berputar, kepalanya oleng, sayap-sayap mungilnya terasa kaku tak bisa bergerak lagi, nafasnya tersengal, dan buzz.... gelap. Burung itu tak berdaya lagi, ia pingsan dan jatuh meluncur ke bawah.

Burung itu nyaris menumbuk tanah, ketika tanpa sengaja seekor sapi lewat dan membuang kotoran. Burung gereja yang malang itu tepat jatuh dalam kotoran sapi yang hangat. Sesaat suasana hening, tak ada suara. Hanya gelap dan kelelahan yang dirasakan burung kecil itu.

Tapi kotoran sapi itu ternyata cukup hangat. Darahnya yang beku mulai mencair dan memanas lagi, pelan-pelan burung itu merasakan kehangatan dan kekuatannya mulai pulih kembali. Matanya mulai terbuka, dan kesadarannya mulai timbul kembali. Sayup-sayup ia mulai mendengar suara orang lalu lalang di perkampungan itu. Yah... ia kini sadar sepenuhnya dan pulih kembali kekuatannya. Tapi melihat kenyataan ia terjatuh di kotoran sapi, ia tersenyum kecut dan kesal dalam hati. Sang sapi pun hanya tersenyum heran melihat kelakuan burung kecil itu. Dan setelah dilihatnya burung itu mulai bangkit, sang sapi pun meninggalkannya.

Tak jauh dari tempat kejadian, ada seekor kucing yang mengamati dari tadi gerak-gerik burung malang itu. Setelah sapi pergi, dihampirinya burung mungil itu. Dikeluarkannya burung itu dari kotoran sapi, dibersihkannya dengan air, dijemurnya di atas atas rumah seorang penduduk. Sinar matahari yang hangat memulihkan sepenuhnya kekuatan burung gereja kecil itu. Apalagi disitu tersedia banyak makanan. Dan burung itu mulai bernyanyi gembira, suaranya yang hilang selama ini kini kedengaran lagi.

Melihat burung itu telah pulih, kucing pun mendekati. Dan menunjukkan sifat aslinya. Dan tahu apa yang terjadi, .... Kucing itu menerkamnya dan memakannya habis. Sungguh tragis. Dan berakhirlah kisah burung gereja kecil yang malang.

Moral dari cerita ini adalah:
- Seseorang yang memberimu kesulitan belum tentu musuhmu, dan sebaliknya seseorang yang mengeluarkanmu dari kesulitan belum tentu sahabatmu.
- Berterima kasihlah pada orang yang membantumu, meskipun mungkin tidak seperti yang kamu harapkan keadaannya.
- Jangan mudah tertipu oleh gemerlapnya dunia.
- Dan silahkan menafsirkan sendiri.

(dn'2010)

Bagikan


Baca selengkapnya... d klip: April 2010