google-site-verification: google6b90b9091f6ff7f2.html d klip: Awal Petaka Shinta

Jangan hapus foto kamu sayang 'kan, coba jual aja disini ...!!

Senin, 05 April 2010

Awal Petaka Shinta



Inilah kisah awal petaka yang menimpa Shinta, sehingga ia terpisah dari Rama dan menjadi haru biru kisah kisah percintaan mereka. Yang mengakibatkan peperangan, persoalan moral, kesalahan pahaman, dan kesucian yang diragukan.

Kisah ini bermula ketika Rama, Shinta dan Lesmana terpaksa keluar dari istana Ayodya karena Ibunda Kaikeyi menghendaki Bharata yang naik tahta menjadi putra mahkota menggantikan Raja Dasarata, ayahanda mereka. Dan raja Dasarata yang terikat sumpah dengan Kaikeyi tidak dapat berbuat banyak. Bharata adalah saudara kandung Rama lain ibu.

Dalam masa pembuangannya, perjalanan mereka sampailah ke suatu hutan. Hutan Dhandaka namanya. Rama yang masih merupakan pengantin baru dengan Shinta, merasa iba dengan penderitaan yang harus mereka alami, terusir dari istana dan terlunta-lunta di hutan. Oleh karenanya Rama berusaha untuk melindungi dan membuat Shinta bahagia dengan cara apapun yang ia bisa.

Rahwana adalah sosok penuh nafsu angkara. Ia raja Alengka. Bayangan impiannya selalu tertuju pada Dewi Widowati pujaannya. Ia mendengar kabar bahwa Dewi Widowati menitis (mereinkarnasi) pada diri Shinta, Rahwana yang mempercayai bahwa Shinta adalah titisan Dewi Widowati berusaha mencari dimana keberadaan Shinta. Ia pun mengembara mencari pujaan hatinya. Ia diikuti anak buahnya yang setia Kalamarica.

Rahwana mencium kabar keberadaan Shinta dan Rama yang terusir dari istana dan terlunta-lunta di hutan berusaha mencari keberadaan mereka. Sampailah Rahwana di hutan Dhandaka, dan benar adanya ia menemukan Shinta, Rama dan Lesmana sedang berjalan menyusuri hutan. Mereka sedang berburu untuk makan mereka di hutan. Rahwana kemudian mempunyai ide untuk membuat jebakan, disuruhnya anak buahnya Kalamarica menjelma menjadi kijang emas (kijang kencana).

Shinta yang melihat kijang emas lari-larian kesana kemari menggodanya, menjadi tertarik. Disuruhnya Rama menangkap kijang itu, karena sangat cantik dan menarik hati dan sepertinya jinak. Tetapi kijang itu lari kesana kemari dan ternyata tidak mudah ditangkap. Dan Rama tidak menyadari kalau dia semakin jauh meninggalkan Shinta dan Lesmana. Dan akhirnya Rama benar-benar telah jauh meninggalkan Shinta demi mengejar kijang emas yang menghilang di hutan belantara.

Setelah menunggu sekian lama Rama tidak kunjung kembali, Shinta mulai was-was. Apalagi sayup-sayup ia seperti mendengar suara orang minta tolong, jangan-jangan Rama terkena musibah. Disuruhnya Lesmana menyusul kakaknya. Lesmana sebagai seorang kesatria yang waspada, mencium firasat yang buruk. Dia merasakan adanya jebakan disini, makanya ia bersikukuh tidak mau meninggalkan Shinta sendirian. Dia harus menjaga kakak iparnya. Sedangkan Rama kakak kandungnya, Lesmana percaya bisa menjaga diri karena dia mengenal kakak kandungnya.

Shinta terus mendesak agar Lesmana menyusul, bahkan sempat terucap kata-kata yang tidak mengenakkan di telinga Lesmana, jangan-jangan Lesmana mencari kesempatan untuk menggodanya. Lesmana merasa tersinggung, berkali-kali dia katakan kalau dia setia pada kakaknya dan sudah bersumpah tidak akan menikah atau mencitai perempuan manapun. Dia hanya setia pada kakaknya Rama.

Melihat gelagat yang kurang baik dan demi menuruti kakak iparnya, Lesmana berangkat juga untuk menyusul mencari Rama meskipun dengan berat hati. Tetapi Lesmana punya cara untuk melindungi Shinta dari marabahaya yang mengancam, Lesmana membuat lingkaran ghaib. Lingkaran ini akan berubah menjadi api yang akan melindungi Shinta dari segala marabahaya. Lesmana berpesan agar Shinta jangan sekali-kali keluar dari lingkaran itu sampai mereka kembali.

Sepeninggal Lesmana, Shinta seorang diri di hutan itu. Rahwana yang mengetahui tidak mungkin bisa menembus lingkaran ghaib yang dibuat Lesmana, mengubah dirinya menjadi pertapa tua renta yang meminta belas kasihan. Melihat pertapa yang tua renta itu, timbullah rasa iba dalam hati Shinta. Ia lupa pesan Lesmana, ia keluar dari lingkaran ghaib dan memberikan sesuatu kepada pertapa itu. Dan inilah awal malapetaka itu. Rahwana menunjukkan keasliannya dan membawa kabur Shinta. Shinta meronta-ronta tapi tak berdaya.

Kisah seperti ini dapat Anda jumpai dalam pementasan Sendratari Ramayana di pelataran candi Prambanan, atau dapat Anda baca pada panel-panel yang terdapat dalam candi Prambanan. Atau dalam serial pewayangan baik di Jawa maupun Bali dan daerah lainnya.
Pesan yang ingin disampaikan:
- Jangan gampang tertipu dengan keindahan, kecantikan dan kegemerlapan yang menyilaukan mata
- Jangan gampang tertipu juga dengan sesuatu yang nampaknya mengibakan dan memilukan
- Kadang-kadang hal-hal sepele bisa berubah menjadi bencana besar
- Rama meskipun berniat baik membahagiakan isteri tetapi kurang waspada, sehingga gampang terjebak karenanya tetap eling dan waspada itu perlu
- Lesmana sebagai orang yang waspada dan bertindak baik dan benar belum tentu bisa dipahami dan diterima oleh orang lain saat itu, hanya pada akhirnya setelah kejadian baru orang bisa menilai kebenaran Lesmana, tetapi apakah kemudian Lesmana harus ngotot tidak juga, ia menyerahkan kembali kepada semesta apa yang harus terjadi terjadilah.

Banyak kisah yang bisa kita gali dan ekspresikan dalam kehidupan sehari-hari dari pesan-pesan nenek moyang kita yang tidak menggurui dan mendoktrinasi, tetapi bicara lewat simbol-simbol dan menyerahkan penilaian kepada masing-masing pribadi. Anda pun bebas mengintrerpretasi kisah ini. (dn'2010)

Bagikan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar