google-site-verification: google6b90b9091f6ff7f2.html d klip: Lokal Wisdom

Jangan hapus foto kamu sayang 'kan, coba jual aja disini ...!!

Lokal Wisdom






Kearifan Lokal Yang Sering Diabaikan dan Disepelekan karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan zaman.  Benarkah Demikian?  Kita renungkan dan kita serahkan sepenuhnya penilaian terhadap Anda.
  1. Alon-alon watone kelakon ungkapan Jawa ini sering diterjemahkan "Biar Lambat Asal Selamat" Kesan yang dimunculkan adalah kelambanan. Meskipun ada benarnya tapi rasanya kurang tepat penerjemahannya.  Mungkin lebih tepat kalau diartikan demikian: "Pelan-pelan yang penting terlaksana".  Hal ini mengandung pengertian tidak grasah-grusuh (terburu-buru gak karuan), kehati-hatian dan dipikirkan dan dipertimbangkan masak-masak sebelum bertindak, agar tidak menyesal di kemudian hari. Cara bertindak pun dipikirkan dengan cermat, kesabaran kadang lebih utama. Untuk mendapatkan ayam tentunya anda harus dengan menetaskan telur yang butuh waktu, bukan dengan memecahkannya.  Disinilah sikap yang luwes dan fleksibel diperlukan.
  2. Menang tanpa ngasorake (Menang tanpa harus merendahkan) atau lengkapnya demikian : Sugih tanpa bandha, Nglurug tanpa bala, sekti tanpa aji, menang datan (tanpa) ngasorake. Diterjemahkan : Kaya tanpa harta, maju ke medan pertempuran tanpa bala tentara atau mengerahkan massa, sakti atau mempunyai kekuatan/power tanpa harus mengandalkan kekuatan dan kekuasaannya, dan dapat memenangkan perkara tanpa harus merendahkan atau melecehkan orang lain.  Menghargai dan menjaga jangan sampai melukai batin orang lain lebih diutamakan. Karena tidak seorangpun suka direndahkan.  Fokus utamanya adalah penyelesaian masalah, bukan merasa menang telah mengkritik habis-habisan orang lain, sampai orang merasa tidak punya muka lagi.  Bukan begitu menjadi manusia yang utama, tapi tetap rendah hati.  Cukup disimpan dalam hati, jangan merendahkan orang lain.  Karena bisa jadi suatu saat kita pun dalam kondisi seperti orang yang kita rendahkan.  Justru dengan kerendahan hati kita dihargai dan dapat memenangkan perkara tanpa harus ada yang terluka. Mungkin ini termasuk juga teknik menguasai massa.
  3. Ngono ya ngono ning mbok ya aja ngono, (begitu ya begitu tapi yahh...jangan begitulah).  Maksudnya adalah jangan mentang-mentang.  Mungkin anda dalam posisi yang benar, tapi jangan mentang-mentang anda benar terus seenaknya, tidak menghargai orang lain.  Jangan begitulah jadi manusia. Tetap rendah rendah hati, terima kekurangan orang lain.  Tidak semua hal layak diperdebatkan, apalagi sampai mempermalukan orang lain.  Memang kadang ini tidak mengenakkan tapi apakah kemudian Anda puas setelah melecehkan orang?
  4. Tut wuri handayani (di delakang mampu memberikan dorongan, motivasi, inspirasi dan hal-hal yang berguna untuk orang yang kita kasihi).  Lengkapnya, Dhuwur tan ngungkuli, banter tan mbancangi, tut wuri handayani.  Artinya: Tinggi tanpa harus melebihi atau mengungguli atasan atau orang yang kita hormati dan segani, cepat tanpa harus ngribetin apalagi sampai menjegal orang yang berjalan di depan kita baik atasan ataupun rekan sejawat, dan dibelakang kita tetap sebagai orang yang sangat berarti karena mampu memberikan dorongan, motivasi dan dukungan dengan sepenuh hati.  Intinya adalah kita bisa menempatkan diri.  Tahu posisi, tahu bersikap, tahu menghargai. Anda tidak harus menjadi nomor satu untuk dihormati dan disegani.  Semar hanyalah seorang punakawan/ abdi/pembantu tapi semua raja tunduk pada nasehatnya.  Dan seorang semar tidak perlu menyombongkan diri.  Pribadi utamanya itu yang dihargai.  Emas tidak perlu berkoar-koar mengiklankan diri bahwa ia emas.  Sekalipun dalam lumpur orang tahu itu emas.  Dan emas itu berharga.
Inilah sekilas beberapa kearifan lokal, yang nampaknya mulai kita tinggalkan.  Kita tidak menilai baik buruknya, semua terserah Anda menyikapinya.  Masih banyak kearifan lokal lainnya yang akan kita gali kembali untuk Anda.  Mungkin beberapa posting ke depan kita kan ungkapkan kembali kearifan-kearifan lokal lainnya.
Terima kasih. (dn'2010)


SPONSOR BY:

BUMI PRODUCTION
Video shooting & photography

Jl.KH.Kilin No.25 RT.04/06, Batujaya, Batuceper, Tangerang.
Telp. 021-94521605, 97020691, 96266566,
HP. 0817167309, 081382231301, 081311172666
Pengantin 1

Pengantin 2

Model


Bagikan di FB

Aja Gumunan, Aja Kagetan, Aja Dumeh
(jangan mudah terheran-heran, jangan mudah terkejut, jangan mentang-mentang)

Aja Gumunan
Ungkapan Jawa yang satu ini bermakna jangan mudah terheran-heran dengan keadaan dunia. Ada yang ingin disampaikan oleh nenek moyang kita dengan nasehat itu. Kita diajar dan dididik untuk memahami apa yang terjadi di dunia ini dengan sikap yang dewasa, jernih, jauh dari prasangka, mengambil sikap yang wajar sesuai dengan proporsinya, tidak bersikap berlebihan menanggapi suatu hal atau kejadian. Dan kita diajak untuk bersikap sebagai orang yang berpendidikan orang yang berpengetahuan dan terpelajar bukan sikap orang kampungan yang tidak pernah bergaul dan terheran-heran dengan kejadian di dunia.
Kejadian di dunia ini bisa sangat aneh dan macam-macam, apa yang terlihat mata bisa sangat menipu, apa yang manis kedengaran di kuping, bisa sangat menyakitkan dan pahit kenyataannya. Kewaspadaan dan kehati-hatian itulah yang mau diingatkan oleh nenek moyang kita. Jadi kita jangan mudah tertipu oleh mata, oleh telinga, oleh indera yang nampaknya memuaskan nafsu dan keinginan, waspada, ingat, eling. Gunakan nalar dan nurani menghadapi setiap gebyar, gemilau, gemerlapnya dan iming-iming dunia yang menggiurkan. Gunakan instink dan naluri. Latihlah instink dan naluri untuk tetap eling. Dan sekalipun demikian jangan melukai orang lain.
Dalam hal yang positif apabila ada penemuan baru, teknologi, informasi atau apapun jangan mudah terheran-heran, tetapi pelajari. Belajarlah untuk bisa, sehingga kita tidak ketinggalan seperti katak dalam tempurung. Belajarlah untuk memahami semesta sebagai sebuah pergerakan yang dinamis tanpa perlu terheran-heran. Tanpa perlu bersikap sebagai orang bodoh, tetapi juga tidak bersikap sok pintar, karena dua-duanya memalukan. Diam, hening dan pelajari.

Aja Kagetan
Jangan mudah terkejut dengan kejadian yang ada di dunia ini. Hal yang paling aneh pun bisa kita hadapi tiba-tiba, dan jauh-jauh sebelumnya kita sudah diingatkan. Jangan kaget kalau orang yang kita percayai ternyata penipu. Jangan kaget juga bila orang yang kita sangka jahat dan buruk ternyata dia malaikat kita. Apa yang terlihat mata bisa menipu. Apa yang kedengaran di telinga bisa saja menjerumuskan, jadi tetaplah eling dan waspada. Sekalipun demikian jangan menghakimi dan melukai sesama.
Ikhlaskan dan relakan semua hal yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita, tulus dalam mempercayai Tuhan dan semesta dan biarkan Tuhan dan semesta bekerja. Jangan mencurigai Tuhan, biarkan hukum sebab akibat (karma) bekerja sebagaimana seharusnya bekerja.
Jangan terkejut apabila ada hal ajaib terjadi di depan mata kita, kalau kita mudah terkejut kita gampang ditipu dan dihipnotis oleh kejadian. Eling itulah yang selalu ditekankan oleh nenek moyang kita. Eling dan waspada sekalipun jangan merendahkan apalagi sampai menyakiti sesama.

Aja dumeh
Jangan mentang-mentang. Jangan mentang-mentang kita sedang mempunyai kekuasan dan
kesempatan lalu seenaknya menghakimi dan melukai sesama. Jangan mentang-mentang kita sedang dalam posisi yang nyaman lalu bertindak seenaknya, menganggap gampang, merendahkan dan melecehkan orang lain.
Dan jangan juga kita tidak mau berusaha dan menyerah. Jangan mentang-mentang kita dalam kesusahan terus bertindak nekat, berbuat jahat dan merugikan orang lain. Jangan juga mentang-mentang dalam kondisi yang tertekan lau diam pasrah tak mau berusaha.
Dunia ini adalah dunia yang dinamis, semua perubahan kondisi bisa saja terjadi. Semesta ini adalah semesta yang senantiasa berputar, apa yang kemarin di bawah hari ini bisa saja di atas dan sebaliknya apa yang kemarin di atas bisa saja besok atau lusa terhampar di bawah.
Dan sekali lagi kuncinya eling dan waspada. Nenek moyang kita senantiasa mengingatkan untuk eling dan waspada. Mengikuti dan mempercayai Tuhan dan semesta sebagai sebuah kesatuan yang dinamis. Jangan terlalu banyak tertawa kalau sedang mendapatkan kebahagiaan dan jangan terlalu banyak menangis kalau sedang dalam kesusahan. Sehingga kita tidak perlu gumunan, kagetan dan dumeh.
(dn'2010)
Bagikan

Baca selengkapnya... d klip: Lokal Wisdom