google-site-verification: google6b90b9091f6ff7f2.html d klip: Keariifan Lokal

Jangan hapus foto kamu sayang 'kan, coba jual aja disini ...!!

Jumat, 26 Maret 2010

Keariifan Lokal



Kearifan Lokal Yang Sering Diabaikan dan Disepelekan karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Benarkah Demikian? Kita renungkan dan kita serahkan sepenuhnya penilaian terhadap Anda.

1. Alon-alon watone kelakon ungkapan Jawa ini sering diterjemahkan "Biar Lambat Asal Selamat" Kesan yang dimunculkan adalah kelambanan. Meskipun ada benarnya tapi rasanya kurang tepat penerjemahannya. Mungkin lebih tepat kalau diartikan demikian: "Pelan-pelan yang penting terlaksana". Hal ini mengandung pengertian tidak grasah-grusuh (terburu-buru gak karuan), kehati-hatian dan dipikirkan dan dipertimbangkan masak-masak sebelum bertindak, agar tidak menyesal di kemudian hari. Cara bertindak pun dipikirkan dengan cermat, kesabaran kadang lebih utama. Untuk mendapatkan ayam tentunya anda harus dengan menetaskan telur yang butuh waktu, bukan dengan memecahkannya. Disinilah sikap yang luwes dan fleksibel diperlukan.

2. Menang tanpa ngasorake (Menang tanpa harus merendahkan) atau lengkapnya demikian : Sugih tanpa bandha, Nglurug tanpa bala, sekti tanpa aji, menang datan (tanpa) ngasorake. Diterjemahkan : Kaya tanpa harta, maju ke medan pertempuran tanpa bala tentara atau mengerahkan massa, sakti atau mempunyai kekuatan/power tanpa harus mengandalkan kekuatan dan kekuasaannya, dan dapat memenangkan perkara tanpa harus merendahkan atau melecehkan orang lain. Menghargai dan menjaga jangan sampai melukai batin orang lain lebih diutamakan. Karena tidak seorangpun suka direndahkan. Fokus utamanya adalah penyelesaian masalah, bukan merasa menang telah mengkritik habis-habisan orang lain, sampai orang merasa tidak punya muka lagi. Bukan begitu menjadi manusia yang utama, tapi tetap rendah hati. Cukup disimpan dalam hati, jangan merendahkan orang lain. Karena bisa jadi suatu saat kita pun dalam kondisi seperti orang yang kita rendahkan. Justru dengan kerendahan hati kita dihargai dan dapat memenangkan perkara tanpa harus ada yang terluka. Mungkin ini termasuk juga teknik menguasai massa.

3. Ngono ya ngono ning mbok ya aja ngono, (begitu ya begitu tapi yahh...jangan begitulah). Maksudnya adalah jangan mentang-mentang. Mungkin anda dalam posisi yang benar, tapi jangan mentang-mentang anda benar terus seenaknya, tidak menghargai orang lain. Jangan begitulah jadi manusia. Tetap rendah rendah hati, terima kekurangan orang lain. Tidak semua hal layak diperdebatkan, apalagi sampai mempermalukan orang lain. Memang kadang ini tidak mengenakkan tapi apakah kemudian Anda puas setelah melecehkan orang?

4. Tut wuri handayani (di delakang mampu memberikan dorongan, motivasi, inspirasi dan hal-hal yang berguna untuk orang yang kita kasihi). Lengkapnya, Dhuwur tan ngungkuli, banter tan mbancangi, tut wuri handayani. Artinya: Tinggi tanpa harus melebihi atau mengungguli atasan atau orang yang kita hormati dan segani, cepat tanpa harus ngribetin apalagi sampai menjegal orang yang berjalan di depan kita baik atasan ataupun rekan sejawat, dan dibelakang kita tetap sebagai orang yang sangat berarti karena mampu memberikan dorongan, motivasi dan dukungan dengan sepenuh hati. Intinya adalah kita bisa menempatkan diri. Tahu posisi, tahu bersikap, tahu menghargai. Anda tidak harus menjadi nomor satu untuk dihormati dan disegani. Semar hanyalah seorang punakawan/ abdi/pembantu tapi semua raja tunduk pada nasehatnya. Dan seorang semar tidak perlu menyombongkan diri. Pribadi utamanya itu yang dihargai. Emas tidak perlu berkoar-koar mengiklankan diri bahwa ia emas. Sekalipun dalam lumpur orang tahu itu emas. Dan emas itu berharga.

Inilah sekilas beberapa kearifan lokal, yang nampaknya mulai kita tinggalkan. Kita tidak menilai baik buruknya, semua terserah Anda menyikapinya. Masih banyak kearifan lokal lainnya yang akan kita gali kembali untuk Anda. Mungkin beberapa posting ke depan kita kan ungkapkan kembali kearifan-kearifan lokal lainnya.
Terima kasih. (dn'2010)




Bagikan di FB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar